PENGUNJUNG

Selasa, 16 Februari 2021

ISLAM, EKONOMI, DAN KEBANGSAAN

Pengertian islam

            Kata Islam merupakan pernyataan kata nama yang berasal dari bahasa arab aslama, yaitu bermaksud “untuk menerima, menyerah, atau tunduk” Dengan demikian islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya dan menghindari politheisme. Pengertian islam secara khusus adalah segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan disampaikan oleh Nabi Muhammad dalam sunnahnya yang shahih/benar, yang berupa perintah-perintah, larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan kesejahteraan di hari kemudian/ akhirat[1]. Secara UmumPengertian islam ialah segala apa yang diisyaratkan oleh Allah dengan perantara para Nabi dan Rasulnya yang berupa perintah-perintah, larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan manusia didunia dan kesejahteraan dihari kemudian/ akhirat.

Merujuk pada “hadits jibril”[2] yang menyatakan bahwa agama terdiri dari iman, islam dan ihsan. Artinya, Islam adalah agama yang terdiri dari aqidah, ibadah, dan akhlaq. Maka fokus utama kita dalam Islam adalah ketiga bidang tersebut.

Pengertian ekonomi

Pengertian ekonomi menurut bahasa Yunani adalah Oikos dan Nomos. Oikos yang berarti rumahtangga dan nomos yang berarti peraturan. Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga[3].

Konsep ekonomi Islam menempatkan individu sebagai mahluk  yang mempunyai potensi religius. ekonomi Islam menempatkan nilai-nilai Islam sebagai dasar pijakannya. Berbeda dengan konsep ekonomi  barat yang menempatkan kepentingan individu sebagai landasannya.

Menurut Hasanuzaman, ekonomi islam adalah "Suatu pengetahuan dan  aplikasi dari perintah dan peraturan  dalam syariah yaitu untuk menghindari  ketidakadilan dalam perolehan dan pembagian sumberdaya material agar memberikan kepuasan manusia, sehingga memungkinkan manusia melaksanakan tanggung jawabnya terhadap Tuhan dan masyarakat”.

Pengertian kebangsaan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kebangsaan mempunyai beberapa arti : ke·bang·sa·an n 1 ciri-ciri yang menandai golongan bangsa: korban pesawat yang terbakar itu sudah diketahui -nya2 perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa: sejarah - Indonesia3 kedudukan (sifat) sebagai orang mulia (bangsawan): bukan -nya melainkan kelakuannya yang kita pandang4 kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara: memupuk rasa -;. Lebih spesifik lagi kebangsaan diartikan sebagai ciri-ciri atau identitas yang menandai asal bangsanya, atau golongan suatu bangsa[4].

Paham kebangsaan bagi bangsa Indonesia merupakan suatu paham yang menyatukan berbagai suku bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing dalam wadah Kesatuan Negara Indonesia. Dalam konsep ini berarti tujuan adalah formal yaitu kesatuan dalam arti kesatuan rakyat yang menjadi warga Negara Indonesia ber-Pancasila, maka nasionalisme Indonesia disebut juga dengan nasionalisme Pancasila yaitu kebangsaan yang berdasar nilai-nilai Pancasila[5].

Islam, Ekonomi, Dan Kebangsaan

Tiga kata tersebut di atas dituliskan tanpa kolerasi yang diharapkan,  sehingga penulis berusaha mencari keterkaitan dan kedudukan ketiga kata tersebut dalam sebuah kedudukan yang dibangun satu sama lain. Maka tinjauan islam lebih komprehensif diantara dua kata lainnya, karena di dalam islam ekonomi dan kebangsaan merupakan pilar-pilar dalam menunjang terwujudnya islam.

Sejarah mencatat pada awal perkembangan Islam. Nabi Muhammad memiliki kemampuan ekonomi yang memadai sebab beliau adalah seorang pedagang yang sukses. Belum lagi sokongan pendanaan dari istri tercinta, Khadijah. Kemudian bergabunglah konglomerat-konglomerat muslim lainnya semisal, Abu Bakar As-shidiq, Usman bin Affan maupun Abdurrahman bin ‘Auf yang tidak ragu-ragu menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka demi dakwah Islam.

Sedangkan bangsa sebagai kata dasar kebangsaan dalam istilah modern, padanan katanya dalam al-Quran dapat kita temui dalam surat al-Hujurat; 13 dengan sebutan syu’uban yang diartikan sebagai kumpulan yang lebih besar dari kabilah dan diberikan untuk sebutan di luar Arab.  

Dalam konteks pengertian dasar ketiga kata tersebut korelasi yang dapat dirangkai sebagai benang merah adalah bahwa islam adalah dasar pijakan bagi setiap pelaksanaan ekonomi yang menyelamatkan manusia dan hartanya bukan hanya dalam kehidupan dunia tetapi menembus hingga akhirat kelak. Pelaksanaan kebangsaan dalam arti kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara dapat diimplentasikan dalam kegiatan ekonomi yang menguatkan kesadaran dan kebanggaan diri menjadi warga Negara. Pelaksanaan ekonomi berdasarkan landasan Islam bersifat menyelamatkan ketimbang pelaksanaan ekonomi berdasarkan landasan liberal atau kapital. Hal ini dikarenakan setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas dengan pemenuhan yang terbatas. Sedangkan alternative  pemenuhan kebutuhan harus selalu dilandasi oleh ajaran islam yang berlaku bukan kepada tuntutan pemenuhan pasar semata.

 



[1] Aceng zakaria, al hidayah hal 1.

[2]shahih Imam Muslim no. 8

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 854

[4] Badudu-Zain, 2001: 122;1624

[5] Noor M Bakry, 1994: 173

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...