PENGUNJUNG

Jumat, 19 Februari 2021

Ilmu; Hartanya Orang Miskin, Perhiasannya Orang Kaya


Oleh Miftah Husni 

Kata ilmu terulang lebih dari 800 kali dalam Al-Qur’an ,  porsi yang besar ini menunjukan urgensi ilmu terhadap agama yang membawa kebahagian kepada dunia dan akhirat. Bahkan Imam Bukhari membuat bab khsusus berjudul al-ilmu qabla qaul wa amal sebagai indikasi keberesan perkataan dan perbuatan terletak pada ilmu yang menuntunnya. 

Ilmu adalah mengetahui sesuatu dengan yakin sesuai dengan pengetahuan yang sebenarnya . Imam Ghazali mendeskripsikan bahwa menuntut Ilmu itu seperti sesuatu yang disukai, jika dia memintanya maka seterusnya akan meminta yang lainnya atau meminta selain dari sejenisnya. Implikasi ini sejalan dengan definisi ilmu itu sendiri sebagai Suatu sifat yang dengannya tersingkap apa yang dicari dengan ketersingkapan yang tuntas 

Menurut Imam Ghazali, Ilmu ada yang menjadi fardhu ‘ain untuk dipelajari, ada juga fardhu kifayah. Ilmu itu terbagi menjadi 2: yaitu Ilmu Mu’amalah dan Ilmu Mukasyafah. 

Ilmu Mu’amalah ini ada yang disyari’atkan dan ada juga tidak disyari’atkan. Yang disyari’atkan dibagi menjadi 2, ilmu yang terpuji (‘ilmu mahmudah) dan ilmu yang tercela (‘ilmu madzmumah).

Beliau pun membagi menjadi 4 yaitu: 

1. Ushul seperti Kitabullah Al-Qur’an, Assunnah, Ijma’ul ‘ummah, dan atsarushohabah.

2. Furu’ itu ilmu penunjang yang bisa membantu untuk memahami ‘ushul, bukan dari aspek lafaznya tapi dari aspek maknanya.ini pun dibagi menjadi 2; pertama, penunjang kebaikan dunia (mashlahat duniawi) seperti, ilmu fiqh, ilmu ‘aqoid, kedokteran, hisab, falak, politik, ekonomi dsb; dan kedua, penunjang kebaikan akhirat (mashlahat ukhrowi)seperti ‘ilm ahwalul qolb dan ‘ilm akhlaqul mahmudah wal madzmumah.

3. Muqoddimaat adalah sebagai alat yang membantu untuk bisa memahami ilmu ushul, Seperti Nahwu, Shorf, Balaghoh dsb.

4. Mutammimat adalah yang menyempurnakan seperti di dalam al-Qur’an. mempelajari ta’limul qiro’at, makharijul huruf. Kalau yang berkaitan dengan maknanya seperti ilmu tafsir. Yang berkaitan dengan hukum-hukumnya seperti mengetahui nasikh dan mansukh, ‘am dan khosh, atau nash dan dzohir

Jika ada urgensi yang begitu besar bagi ilmu, maka hukum terhadapnya tidak lepas dari suatu kewajiiban sebagaimana sabda Rasul . Seiring dengan urgensi yang besar sehingga melahirkan suatu kewajiban, maka keutamaan yang diperoleh para penuntut ilmu juga besar, Rasulullah saw. menyebutnya sebagai syarat untuk merebut dunia dan akhirat sekaligus. Itulah sebabnya Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, kebutuhan manusia terhadap ilmu pengetahuan sama besarnya dengan terhadap makan dan minum. Atau, bahkan lebih besar lagi. 

Beberapa hadits di bawah ini sangat jelas menggambarkan keutaman ilmu dan para penuntutnya.

قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

وَعَنْهُ أَيْضًا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: مَنْ دَعَاإِلىٰ هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الاَجْرِمِثْلُ أُجُرِمَنْ تَبِعَهُ لاَيَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئًا.رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

وَعَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :إِذَا مَاتَ ابْنُ ﺁدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:صَدَقَتٍ جَارِيَةٍ,أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ,أَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

1389. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”(H.R Muslim)

1390. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa menyerbu kepada hidayah (petunjuk) maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikitpun.”(H.R Muslim)

1391. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Jika anak Adam mati, maka terputuslah semua amalannya melainkan tiga hal; shadaqah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akannya.”(H.R Muslim) 

Banyak orang menuntut ilmu dalam jenjang waktu yang sama, tempat yang sama, guru yang sama, sumber yang sama bahkan dalam motivasi yang sama. Namun keberkahan yang diperoleh dari ilmu berbeda-beda, hal ini dikarenakan adab dalam menuntut ilmu dan guru berpengaruh besar terhadap keberkahan atas ilmu itu sendiri. Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al-Ghazali 

1. Mendahulukan kebersihan jiwa dari akhlak yang rendah. 

2. Mengurangi kesenangan-kesenangan duniawi dan menjauh dari kampung halaman hingga hatinya terpusat untuk ilmu. 

3. Tidak sombong dalam menuntut ilmu dan tidak membangkang kepada guru. 

4. Menghindar dari mendengarkan perselisihan-perselisihan di antara sesama manusia. 

5. Tidak menolak suatu bidang ilmu yang terpuji, tetapi harus menekuninya hingga mengetahui maksudnya.

6. Mengalihkan perhatian kepada ilmu yang terpenting, yaitu ilmu akhirat. 

7. Tujuan belajar adalah menghiasi batin dengan sifat yang menyampaikannya kepada Allah Swt.


Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata. Karena menjaga syari’at adalah dengan ilmu. Jihad dengan senjata pun harus berbekal ilmu. Tidaklah bisa seseorang berjihad, mengangkat senjata, mengatur strategi, membagi ghonimah (harta rampasan perang), menawan tahanan melainkan harus dengan ilmu. Ilmu itulah dasar segalanya”.  

Wallohu ‘alam bisshowwab


catatan kaki ;

  • [Lihat Syarah Tsalatsatil Ushul (hal. 18), Syarh Ushul min ‘Ilmil Ushul (hal. 75), Ushul Fiqh Terjemah (hal. 24), dan Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga (hal. 16)]
  • Mabadi Awwaliyah( hal 3)                     
  • Imam Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin (Bairut: Darul Kutub al-Ilmiyah), Jilid 1, Cet k3, p. 20
  • Hadits shahih li ghairihi, diriwayatkan Ibnu Majah (no. 224), dari jalur Anas bin Malik radhiyallahu’anhu.
  • Al Ustadz Muhammad Rifa’i dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Bagian Kitabul Ilmi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin cetakan Darul Atsar (3/424-426).
  • Imam Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin (Bairut: Darul Kutub al-Ilmiyah), Jilid 1, Cet k3, p. 22-24
  • Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...