PENGUNJUNG

Senin, 15 Februari 2021

DAKWAH, Tanggung Jawab Siapa


Syaikh Jum’ah Amin Abdul Aziz mengatakan bahwa dakwah merupakan keperluan masyarakat terkhusus bagi masyarakat muslim. Hal itu disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain ;

1. Manusia memerlukan orang yang bisa menjelaskan kepada mereka apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menegakkan hujjah atas mereka. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ شَٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٤٥﴾وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذْنِهِۦ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا ﴿٤٦﴾.

“ Wahai Nabi …, sesungguhnya Kami mengutusmu .. untuk jadi saksi dan pembawa khabar gembira .. dan pemberi peringatan …. dan untuk menjadi penyeru …. kepada agama Allah dengan izin-Nya… dan jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab: 45-46)

2. Kondisi kehidupan yang diwarnai oleh kerusakan, ketamakan, dan hawa nafsu, sementara para pelakunya tetap menginginkan tersebarnya kerusakan tersebut di masyarakat.

3. Takut terhadap laknat Allah yang akan ditimpakan atas masyarakat yang tidak melakdanakan amar ma’ruf – nahi munkar. Sebagaimana yang telah menimpa bani Israil, pada masa dahulu … dan dapat dijadikan ‘ibrah masa kini …. Allah SWT berfirman: 

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ78. كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ 79.

“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu … disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas …. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Q.S. Al-Maaidah: 78-79)

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

 “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim di antara kamu, dan ketahuilah Allah amat keras siksanya”.  (Al-Anfal: 25)


Lalu, dakwah itu tanggung jawab siapa. Dari beberapa ayat dapat kita simpulkan sebagai berikut :

1. Amanah risalah kenabian

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَأَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)

2. Anjuran secara fardiyyah

 وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Fushshilat:33)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut,  Maka para dai tersebut memberi manfaat kepada dirinya dan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukanlah termasuk golongan ini orang-orang yang menyeru kepada yang maruf akan tetapi tidak mengerjakannya, atau mencegah dari yang munkar akan tetapi ia sendiri mengerjakannya. Akan tetapi mereka menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, menyeru al khalqu (makhluq) kepada al khaaliqu (penciptanya) tabaraka wa taala. Seruan ini umum mencakup siapa saja yang menyeru kepada kebaikan, dan memberikan petunjuk kepada orang lain.

Beliau rahimahullah kembali menjelaskan, Berkata Abdurrazzaq, dari Mamar, dari Al Hasan Al Bashri, bahwa beliau membaca ayat tersebut kemudian berkata, Inilah kekasih Allah, inilah wali Allah, inilah manusia pilihan Allah, inilah penduduk bumi yang paling Allah cintai, Allah telah menerima dakwah mereka, dan mereka pun menyeru manusia kepada hal-hal yang Allah ridhai, dan mereka beramal shalih, dan berkata Sesungguhnya kami hanyalah termasuk dari golongan orang-orang muslimin, inilah khalifah Allah

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنْ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik (QS. Yusuf : 108). 

Ibnul Qoyyim berkata, Mengenai ayat, Aku dan orang-orang yang mengikutiku berada di atas bashirah, dijelaskan oleh para ulama bahwasanya orang-orang yang mengikutiku diathafkan (istilah nahwu yang bermakna menghubungkan dengan kata sambung dan, menunjukkan kesetaraan -pent) secara marfu dengan maksud, yaitu aku berdakwah mengajak kepada Allah di atas bashirah, begitu pula dengan orang-orang yang mengikutiku, mereka juga berdakwah mengajak kepada Allah di atas bashirah. Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya orang-orang yang mengikuti beliau shallallaahu alaihiwasallam, ialah para dai yang menyeru kepada Allah di atas bashirah. Maka barang siapa yang tidak termasuk diantara mereka, ia bukanlah pengikut Nabi secara hakiki, melainkan hanya sebatas penyandaran dan pengakuan belaka.

 لِأَنْ يَهْدِيَكَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ. (رواه مسلم).

“Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah. (Hadits shahih riwayat Muslim dalam kitab  fadhail, no. 2406).

3. Perintah secara jam’iyyah dengan predikat umat terbaik

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Ayat ini bersifat  umum dan merupakan kewajiban atas setiap individu untuk melaksanakannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Huruf (من) disitu berarti penjelas. Kalau menjadi penjelas maknanya jadilah kamu wahai kaum mukminin sebagai umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah kepada yang mungkar (lihat Jamiul Bayan oleh At-Thabary 4/26). Atau sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir, maksud dari ayat ini adalah jadilah kamu sekelompok orang dari umat yang melaksanakan kewajiban dakwah(Lihat  Tafsil Al-Quran Al-Azhim, oleh Al-HafizhIbnuKatsir, 1/390).Allah SWT berfirman :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

 "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. SekiranyaAhliKitabberiman, tentulahitulebihbaikbagimereka, di antaramerekaada yang beriman, dankebanyakanmerekaadalah orang-orang yang fasik."  (QS Ali Imran 110]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...