PENGUNJUNG

Senin, 15 Februari 2021

BENTUK RATAPAN KEMATIAN


وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلنَّائِحَةَ , وَالْمُسْتَمِعَةَ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ

Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat wanita yang meratapi orang mati dan sengaja mendengarkannya. Dikeluarkan oleh Abu Dawud.

 قال جريربن عبدالله البجلي : كنانعدالاجتماع الى اهل الميت وصنعةالطعام بعد د فنه من النياحة 

Artinya : Adalah kami menganggap, bahwa berkumpul-kumpul di rumah ahli maiyit dan mereka membuat rnakanan sesudah di tanam maiyit itu, setengah daripada meratap.

  

Adapun perkataan itu, diriwayatkan oleh Ahmad daripada Jabir bin Abdullah Al-Bajali, dan sanad dari riwayat itu, adalah shahih.Perkataan itu bukan Hadiets, hanya menunjukkan, bagaimana anggapan Shahabat dan Tabi'ien tentang hal itu. Maksud perkataan ini, bahwa berkumpul-kumpul di rumah ahli maiyit dan mereka membuat makanan untuk orang yang datang itu, oleh Shahabat-shahabat dan Tabi'ien, dianggap meratap.

 

Alhasil bikin kenduri yang dikatakan oleh orang sebelah sini, malam dua, tiga, tujuh, seratus hari, dan lain-lainnya, adalah masuk dalam ratapan yang di haramkan oleh Nabi sendiri, dan diriwayatkan :

 

 َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( لَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرٍ -حِينَ قُتِلَ- قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم "اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا, فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ" )  أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ, إِلَّا النَّسَائِيّ

 

Artinya : Berkata 'Abdullah bin Ja'far : Tatkala datung khabar, bahwa Ja'far telah terbunuh, berkata Nabi s.a.w. Bikinlah makanan untuk ahli rumah Ja'far, karena sesungguhnya telah datang, kepada mereka itu, satu perkara yang mendukacitakan mereka". (H.S.R. Syafi'ie dan Ahmad).

 

Maksud Hadiets ini, bahwa tatkala datang khabar kema­tian Ja'far, maka Nabi menyuruh supaya orang lain membuat makanan untuk ahli rumah Ja'far, bukanlah ahli maiyit itu, yang akan memberi makanan-makanan buat orang-orang yang datang.


روي ان جريراوفدعلى عمرفقال:هل يناح على ميتكم؟ قال: لا. قال: وهل يجتمعونءنداهل الميت ويجعلن الطعام؟ قال: نعم. قال: ذلك النوح. (المغني لابن قدامة)۴۱۳:۲

(Telah diriwayatkan, bahwa Jarier pernah datang kepada Umar, lalu Umar bertanya: Adakah diratapkan atas mayit di kaum kamu? Menjawab dia (Jarier): Tidak! Lalu bertanya pula (Umar): Adakah orang-orang berkumpul di rumah ahlulmayit dan membuat makanan? Menjawab dia (Jarier): Ya! Maka berkata Umar: Yang demikian itu ratapan. (Mughni Ibnu Qudamah))


MAKSUD DARI UPACARA KEMATIAN : MENGHADIAHKAN PAHALA BAGI YANG SUDAH MATI

 

Menurut ayat-ayat Qur-an, bahwa pahala Qur-an atau Tahliel atau lain-lain 'amalan yang di buat oleh orang yang hidup untuk orang yang mati itu, tidak sampai kepada simati itu. Dengarlah sabda Nabi s.a.w. :

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( إِذَا مَاتَ اَلْإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالَحٍ يَدْعُو لَهُ )  رَوَاهُ مُسْلِمÉ

 

Artinya : Apabila anak Adam itu mati, maka putuslah 'amalannya, kecuali tiga perkara. Pertama shadakah jariah (waqaf), kedua ilmu yang orang ambil munfa'at daripadanya, ketiga anak yang shalih yang mendo'akan dia. (H.S.R. Abu Dawud).

 

Maqshud daripada Hadiets itu, bahwa 'amalan simati itu, tidak akan bertambah, kecuali dengan tiga yang disebut itu ; dan yang disebutkan itu adalah dari usaha sendiri pada waqtu hidupnya. Dan firman Allah : 

 

 وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى


Artinya : Dan sesungguhnya manusia tidak akan dapat (ganjaran) melainkan (dari) apa ia kerjakan (sendiri). (Q. An-Najm, 39)

 

Dan firman Allah ;


فَالْيَوْمَ لا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

 

Artinya : Maka pada hari (Qiamat) ini, tidaklah seseorang akan dianiaya sedikit juapun, dan tidak dibalas kamu, kecuali apa yang kamu telah kerjakan.(Qs. Yasin, 54).

 

Maksud Ayat ini, menyatakan dengan terang bahwa pada hari Qiamat itu, tidaklah seorang akan dianiaya ; dan manusia itu tidaklah akan dapat upah (ganjaran), melainkan dari apa yang diusahakannya di atas dunia ini. Usaha orang lain, seperti membaca Qur-an, Tahliel dan sebagainya itu, tidaklah si mati akan dapat pahalanya. Lagi, kalau sampai pahala Qur-an atau Tahliel itu kepada si mati, tentulah dikerjakan oleh Nabi s.a.w. atau oleh shahabat-shahabatnya, dan tentulah diriwayatkan dari padanya, padahal satu patah kalimatpun tidak menunjukkan kepada yang demikian itu.


Adapun juga orang meriwayatkan Hadiets-hadiets tentang anak menghajjikan orang tuanya dan juga tentang orang hidup bersedekah untuk orang yang sudah mati, tetapi oleh sebab sekalian itu berlawanan dengan ayat-ayat Qur-an yang begitu kuat dan tegas, maka tak dapatlah kita katakan Hadits-hadits itu shahih.      

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...