وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
150. Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk
عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رجلا دخل المسجد ورسول الله صلى الله عليه و سلم جالس في ناحية المسجد فصلى ثم جاء فسلم عليه فقال له رسول الله صلى الله عليه و سلم ( وعليك السلام ارجع فصل فإنك لم تصل ) . فرجع فصلى ثم جاء فسلم فقال ( وعليك السلام فارجع فصل فإنك لم تصل ) . فقال في الثانية أو في التي بعدها علمني يا رسول الله فقال ( إذا قمت إلى الصلاة فأسبغ الوضوء ثم استقبل القبلة فكبر ثم اقرأ بما تيسر معك من القرآن ثم اركع حتى تطمئن راكعا ثم ارفع حتى تستوي قائما ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالسا ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالسا ثم افعل ذلك في صلاتك كلها )
5897 : Dari Abi Hurairah RA : Bahwasanya Seseorang masuk mesjid dan rasululloh duduk di penjuru mesjid, maka laki-laki itu sholat kemudian datang pada Rasul dan salam. Maka rasul berkata kepadanya “ wa’alaika salam, ulanglah sholatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat,kemudian ia mengulangi sholatnya lalu datang kembali dan salam maka Rasul berkata : “ wa’alaika salam, ulanglah sholatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat, maka Rasul berkata pada ketiga kalinya, jika engkau shalat maka sempurnakanlah wudlu kemudian menghadaplah ke kiblat, kemudian bacalah dari al-qur’an yang ringan bagimu kemudian rukulah sehingga tumaninag kemudian I’tidilah lah sampai tumaninah kemudian sujudlah sehingga tumaninah sujudnya, kemudian bangunlah sehingga duduk tumaninah, kemudian sujudlah sehingga tumaninah sujudnya, emudian bangunlah sehingga duduk tumaninah, kemudian lakukanlah demikian pada setiap shalatmu.
...وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ اَلْقِبْلَةَ ...
menghadapkan ujung jari-jari kakinya ke arah kiblat…(Bulughul Maram :285)
Dalam Istilah Fiqh berkaitan dengan Qiblat dikenal tiga Istilah :
1. Ainun Ka’bah : Bentuk Konkrit Ka’bah
صحيح البخاري ٣٨٣: عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْتَ دَعَا فِي نَوَاحِيهِ كُلِّهَا وَلَمْ يُصَلِّ حَتَّى خَرَجَ مِنْهُ فَلَمَّا خَرَجَ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي قُبُلِ الْكَعْبَةِ وَقَالَ هَذِهِ الْقِبْلَةُ
Shahih Bukhari 383: Ibnu 'Abbas berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam Ka'bah, beliau berdo'a di seluruh sisinya dan tidak melakukan shalat hingga beliau keluar darinya. Beliau kemudian shalat dua rakaat dengan memandang Ka'bah lalu bersabda: "Inilah kiblat."
2. Jihatu Ka’bah : Arah Kabah
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ قِبْلَةٌ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَوَّاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Ruang antara Timur dan Barat adalah kiblat. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dikuatkan oleh Bukhari.
3. Rusydul Qiblat : Arah Lurus Ka’bah
Yaitu karena ainul Ka’bah sudah diketahui, maka mau tidak mau, qiblat harus tepat dan akurat, tidak cukup bagi muslim Indonesia untuk menghadap ke arah barat saja karena ka’bah ada di sebelah barat Indonesia, namun bergeser ke sebelah utara kurang lebih 23 derajat dan dapat diketahui melalui pergerakan matahari yang terjadi 2 kali setahun yaitu pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 dan 16 Juli Pukul 16:27
...وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ اَلْقِبْلَةَ ...
menghadapkan ujung jari-jari kakinya ke arah kiblat…(Bulughul Maram :285
Kemanakah Pandangan mata ketika Shalat?
Tidak ada dalil yang menerangkan arah pandangan ketika shalat, kecuali ketika tasyahud. Dari Abdillah bin Zubair ra. " Bahwa Nabi saw. Ketika beliau duduk tasyahud dalam shalat, beliau menyimpan telapak tangan kirinya diatas paha kirinya, dan telapak tangan kanan di atas paha kanannya, dan beliau berisyarah telunjuk tangannya, serta pandangannya tidak lepas dari isyarah ( yang digerak-gerakannya ) itu ". (HR. Bayhaqi 2 : 132).
Selain hadits diatas ada larangan melihat ke langit (ke atas), ke kanan dan ke kiri, Jabir bin Samurah telah berkata, Rasulullah saw. Bersabda :
لَـيَنْـتَهِيَـنَّ أَقْـوَامُ أَبْـصَارَهُـمْ إِلَـى الـسَّمَاءِ فِـى الصَّلاَةِ أَوْ لاَ تَرْجِعُ إِلَـيْهِمْ. رواه مسلم
Jumhur Ulama Berpendapat bahwa orang yang sholat melihat ke tempat sujud, walaupun demikian ia tidak keluar dari posisi menghadap ka’bah sehingga pandangannya tidak disibukkan dengan pandangan lainnya karena itu lebih khusyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar