PENGUNJUNG

Selasa, 25 Mei 2021

KALAU BULAN BISA NGOMONG


Penyebutan gerhana dalam bahasa hadits terdapat dua macam yaitu untuk matahari dan bulan. Gerhana matahari disebut dengan kusuf artinya berubah menjadi hitam atau gelap, sedangkan gerhana bulan disebut dengan khusuf yang berarti berkurang. Penamaan ini berbeda karena sifat dari matahari dan bulan juga berbeda dalam al-Quran salah satunya dapat terlihat pada  surat Yunus ayat 5 :

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا

 Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

Penggunan Kalimat khusuf untuk gerhana bulan seperti dalam surat Al Qiyaamah Ayat 8 di bawah ini :

وَخَسَفَ الْقَمَرُ

dan apabila bulan telah hilang cahayanya,

Namun penggunaan makna disini ketika bulan hilang cahaya selamanya ketika terjadinya kiamat tidak seperti gerhana yang hanya sebentar saja.

Maka timbul pertanyaan bagi kita sebenarnya apa fungsi bulan bagi bumi Dan manusia, berikut disampaikan  menurut NASA Dari Kompas. Com

1. Menjaga bumi pada porosnya

Karena ada bulan, bumi miring 23,5 derajat. Kemiringan poros ini menciptakan iklim yang pas bagi kehidupan. Jika tak ada bulan, kemiringan bumi diperkirakan bisa mencapai 80 derajat.

2. Memberi waktu dan penanggalan

Tarikan gravitasi dari bulan menjaga rotasi bumi. Tanpa tarikan ini, bumi berputar lebih cepat mengurangi waktu satu hari menjadi kurang dari 24 jam. Beberapa hal yang akan terjadi secara nyata terpampang jelas jika Bumi berputar 2 kali lebih cepat dari biasanya adalah:

- Anda akan bahagia karena pulang kantor lebih cepat, tapi waktu gajian malah menjadi lebih lama. Karena satu hari hanya 12 jam untuk Bumi berotasi pada porosnya, namun perlu waktu hampir 60 hari atau lebih supaya Bulan bisa kembali ke titik awal saat mengelilingi Bumi.

- Waktu tidur anda akan lebih singkat, sebaliknya tren begadang akan menjamur seantero Bumi. Mungkin tren ini cukup booming untuk 1 sampai 3 generasi yang baru merasakan percepatan rotasi. Namun untuk generasi setelahnya, tren akan menurun karena akan ada penyesuaian tubuh.

- Buat para wanita yang sering cek timbangan, anda akan senang karena berat badanmu turun setengah kilogram. Selain karena efek perputaran Bumi yang semakin cepat, lama waktu dalam 1 hari juga mempengaruhi jam makan kita, anda belum tentu akan makan sehari 2 kali, apalagi sehari 3 kali. Tambahan dari mbak Anisa Eka Putri: "Gaya gravitasi akan bertambah dan masa otot manusia akan bertambah karena menyesuaikan terhadap peningkatan gravitasi tersebut, dan gaya lontar seperti kemampuan manusia melompat, burung terbang serta kendaraan udara untuk mengudara akan semakin berkurang."

- Tidak ada waktu untuk menonton televisi. Juga melihat ponsel dan segala aktivitas yang menggunakan satelit. Karena satelit yang ada saat ini rotasinya disesuaikan dengan Bumi, ketika Bumi berotasi lebih cepat, akhirnya satelit tersebut akan susah menyesuaikan, dan perlu biaya ekstra mahal untuk memperbaiki semua satelit yang ada. Terakhir, selamat tinggal Quora, juga aplikasi internet lainnya.

- Negara yang kita cintai ini, Indonesia, akan punah. Dan bersiaplah untuk menjadi perantau berkelana ke daerah utara atau selatan Bumi. Gaya sentrifugal (gaya yang menjauhi pusat lingkaran, seperti anda menggoyangkan air di botol minum) Bumi akan menarik air dari kutub utara maupun selatan ke garis ekuator sehingga menaikkan ketinggian air di sekitar garis ekuator. Akibatnya, tidak hanya Indonesia yang tenggelam, negara lain di garis ekuator juga akan tenggelam, dan untuk pertama kalinya anda akan melihat benua Afrika dan Amerika terbelah di peta dunia.

- Bumi akan memiliki dua kubu, Kubu Utara dan Kubu Selatan. Karena tingginya arah rotasi membuat suhu udara dan tekanan menjadi lebih kuat di sekitar garis ekuator, dan menyebabkan kabut serta hujan yang konstan di garis ekuator. Menjadikan Bumi seperti memiliki sabuk putih di tengah. Yang paling buruk lagi, daerah sekitar garis ini akan semakin sering terjadi badai hebat dan pada akhirnya benar-benar memisahkan daerah utara dan selatan Bumi.

https://id.quora.com/Apa-yang-akan-terjadi-jika-Bumi-berputar-2-kali-lebih-cepat

 

3. Mengakibatkan pasang surut

Rotasi bulan menyebabkan pasang surut laut di bumi. Pasang surut menyebabkan udara bergerak atau menjadi angin. Karena angin dan pasang surut, manusia bisa berlayar. Nelayan tradisional bisa mencari ikan. Pasang surut kini juga dapat membangkitkan listrik.

4. Melindungi bumi dari benda langit

Bulan juga menjaga bumi dari benda langit yang mendekati bumi. Jika ada asteroid yang ingin menabrak ke bumi, bulan bisa menjadi penghalang.

5. Memberi penerangan di malam hari

Bulan sebenarnya tidak memancarkan cahaya. Sinar bulan yang kita lihat di malam hari, adalah pantulan dari sinar matahari. Tanpa sinar bulan di malam hari, manusia dan makhluk nokturnal akan kesulitan melihat. Malam akan sangat gelap.

Hal ini selaras dengan apa yang Allah SWT terangkan dalam ayat berikut :

 وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan(QOMAR) manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua. [Yaasiin Ayat 39]

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.[ Al Anbiyaa’ Ayat 33]

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan[Ar Rahmaan Ayat 5]

Selain fungsi yang sangat banyak dan berharga yang disebutkan dalam dalil naqli dan aqli di atas, fungsi ayat yang utama sebagaimana penamaannya adalah ciri yang menunjukkan pada sesuatu, dan bulan serta matahari disebutkan sebagai ayat, maka ia berfungsi menunjukan pada Sang Penciptanya Yang Maha Kuasa.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yunus dari Al Hasan dari Abu Bakrah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Akan tetapi dengan peristiwa itu Allah Ta'ala ingin membuat para hamba-Nya takut (dengan siksa-Nya  (HR.Al-Bukhori no. 990).

Ayat artinya sesuatu tanda yang nampak secara indrawi, ciri bukti lahir yang mennjukan adanya suatu hakikat yang tersembunyi. Seperti gerakan badan pada diri seseorang menjadi tanda adanya kekuatan tersembunyi yang menggerakan yaitu energi dan tenaga penggeraknya. Gerakan badan adalah lahir tetapi energi penggeraknya bersifat batin.

Jika ayat itu berfungsi, maka dampak yang dihasilkan salah satunya adalah memberikan rasa takut terhadap sang Penciptanya, sebagaimana dalam ayat berikut :

... وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً (59)

…Dan kami tidak mengutus ayat-ayat kecuali menakuti manusia (AL-Isra :59)

Oleh karena itu sikap yang benar dalam menghadapi ayat kauniyah ini adalah bentuk ketakutan yang diterapkan dalam ibadah sebagaimana yang disabdakan Rasullah SAW dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah ;

{إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْعُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ}

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no. 915)

Penyikapan rasa takut yang benar adalah dengan Dzikir dan do’a ini dilakukan sejak awal terjadinya gerhana, hingga berakhirnya yang ditandai dengan kembalinya cahaya matahari atau bulan seperti sedia kala. Di antara doa yang beliau perintahkan adalah berlindung dari adzab kubur. Karena gerhana mengakibatkan suasana gelap meskipun pada siang hari, dan dalam suasana tersebut hati manusia pasti dihinggapi rasa takut. Suasana yang demikian mengingatkan kita akan suasana di alam kubur kelak. ( Lihat Fathul Bari hadits no.2519) .

Karena gerhana merupakan peringatan adzab, maka sangat tepat dianjurkan pada kesempatan tersebut untuk memerdekakan budak, sebab amal tersebut bisa memerdekakan seseorang dari api neraka. ( Lihat Fathul Bari hadits no. 2519).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Siapa yang lambat amalnya, maka bagusnya nasab tidak dapat mengejar ketertinggalan amal.” (HR. Muslim, no. 2699)

Yang dimaksud kurbah dalam hadits adalah kesulitan yang berat. Tanfis yang dimaksud adalah meringankan beban. Kalau tafriij yaitu menyelesaikan, itu lebih besar lagi pahalanya. Lihat Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:286.

Di antaranya memudahkan orang yang susah adalah menyelesaikan masalah utang. Bagi kreditur—yaitu pihak yang memiliki tagihan kepada pihak lain—hendaklah memberikan kemudahan kepada orang yang sulit melunasi utang dengan dua cara: (1) memberikan tenggang waktu, ini hukumnya wajib; (2) menghapus utangnya kalau yang dihadapi adalah gharim (yang terlilit utang); bisa juga dengan cara menghapus sebagian utangnya untuk mengurangi kesulitannya. Kedua cara tadi punya keutamaan yang besar. Lihat Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:289.



Rabu, 19 Mei 2021

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM MELESTARIKAN TRADISI ILMIAH DI KALANGAN SANTRI


 Santri dan Tradisi Ilmiah

Kata ilmu terulang lebih dari 800 kali dalam Al-Qur’an. Rasulullah saw. menyebutnya sebagai syarat untuk merebut dunia dan akhirat sekaligus. Itulah sebabnya Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, kebutuhan manusia terhadap ilmu pengetahuan sama besarnya dengan terhadap makan dan minum. Atau, bahkan lebih besar lagi.

Perkembangan zaman berlangsung begitu cepat. Masyarakat berjalan secara dinamis mengiringi perkembangan zaman tersebut. Seiring dengan hal itu, filsafat sebagai suatu kajian ilmu juga berkembang dan melahirkan tiga dimensi utama sekaligus sebagai obyek kajiannya. Ketiga dimensi utama filsafat ilmu ini adalah ontologi (apa yang menjadi obyek suatu ilmu), epistemologi (cara mendapatkan ilmu), dan aksiologi (untuk apa ilmu tersebut).

I.  Ontologi merupakan hakikat yang ada (being, sein) yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran.

II. Epistemologi adalah sarana, sumber, tata cara untuk menggunakannya dengan langkah-langkah progresinya menuju pengetahuan(ilmiah).

III. Adapun aksiologi adalah nilai-nilai (value) sebagai tolok ukur kebenaran(ilmiah), etik, dan moral sebagai dasar normatif dalam penelitian dan penggalian serta penerapan ilmu.

Tradisi ilmiah adalah adat atau kebiasaan untuk menjalani kehidupan dengan moda-moda keilmuan yang ditandai dengan kegiatan-kegiatan ilmiah seperti penerjemahan, diskusi, riset ilmiah, dan penyelenggaraan pendidikan (Poetrabumi :2011)

Annis Matta (2009) mengatakan bahwa tradisi ilmiah bukanlah sekedar kebiasaan-kebiasaan ilmiah yang baik tapi lebih merupakan standar mutu yang menjelaskan kepada kita diperingkat mana peradaban suatu bangsa atau suatu komunitas itu berada. Tradisi ilmiah bukanlah gambaran dari suatu kondisi permanen. Namun, lebih mengacu kepada suatu proses yang dinamis dan berkembang secara berkesinambungan. Tradisi ilmiah mengakar kepada cara pandang kita terhadap ilmu pengetahuan. Tentang fungsi dan perannya dalam membentuk kehidupan kita. Tentang seberapa besar kita memberinya ruang dan posisi dalam kehidupan kita. Tentang sejauh mana kita bersedia mengikuti kaidah-kaidahnya. Tentang berapa banyak harga yang dapat kita bayar untuk memperolehnya.

Tradisi ilmiah selanjutnya dibentuk oleh susunan pengetahuan yang benar. Sebab, pengetahuan yang terserap dengan susunan yang salah akan membuat kita mengalami keracunan dalam berpikir. Tradisi ilmiah selanjutnya dibentuk oleh sistematika pembelajaran yang benar.

Tapi tradisi ilmiah yang kokoh, yang merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah keragaman menjadi sumber produktivitas kolektif kita, tidak hanya ditandai oleh ciri di atas. Ia juga ditandai oleh banyak ciri.

Ciri

1. berbicara atau bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan.

2. tidak bersikap apriori dan tidak memberikan penilaian terhadap sesuatu sebelum mengetahuinya dengan baik dan akurat.

3. selalu membandingkan pendapatnya dengan pendapat kedua dan ketiga sebelum menyimpulkan atau mengambil keputusan.

4. mendengar lebih banyak daripada berbicara.

5. gemar membaca dan secara sadar menyediakan waktu khusus untuk itu.

6. Lebih banyak diam dan menikmati saat-saat perenungan dalam kesendirian.

7. selalu mendekati permasalahan secara komprehensif, integral, objektif, dan proporsional.

8. gemar berdiskusi dan proaktif dalam mengembangkan wacana dan ide-ide, tapi tida suka berdebat kusir.

9.berorientasi pada kebenaran dalam diskusi dan bukan pada kekenangan.

10.berusaha mempertahankan sikap dingin dalam bereaksi terhadap sesuatu dan tidak bersikap emosional dan meledak-ledak.

11. berpikir secara sistematis dan berbicara secara teratur.

12. tidak pernah merasa berilmu secara permanen dan karenanya selalu ingin belajar

13. menyenangi hal-hal yang baru dan menikmati tantangan serta perubahan.

14. rendah hati dan bersedia menerima kesalahan

15. lapang dada dan toleran dalam perbedaan.

16. memikirkan ulang gagasannya sendiri atau gagasan orang lain dan senantiasa menguji kebenaran.

17. selalu melahirkan gagasan-gagasan baru secara produktif.

 

Salah satu jalan datangnya ilmu adalah membaca. Bahkan cara inilah yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk mendatangkan ilmu ketika menerima wahyu pertama. Maka jika minat baca rendah akan berimplikasi terhadap keilmuan seseorang bahkan suatu bangsa.

Hasil survei Unesco menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean. Peningkatan minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia, karena tidak ada negara yang maju tanpa buku, kata panitia pameran Tri Bintoro di Solo (Republika, Rabu (26/1)

  1. Berdasarkan  studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Posisi Indonesia itu lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan,” ujar Ketua Center for Social Marketing (CSM), Yanti Sugarda di Jakarta, Rabu (7/7).
  2. Penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009
  3. Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku
  4. Kompas (Kamis, 18 Juni 2009) Budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), kata Kepala Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Arini. Saat berbicara dalam seminar “Libraries and Democracy”  digelar Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya bersama Goethe-Institut Indonesien dan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) di Surabaya, Rabu, dia mengatakan, OECD juga mencatat 34,5 persen masyarakat Indonesia masih buta huruf.

B.     Pemanfaatan Teknologi dan Internet Dalam Tradisi Ilmiah

Teknologi merupakan budidaya dan inovasi manusia, kemajuan dan perkembangannya akan terus terjadi selama kehidupan di dunia ini berlangsung. Teknologi berhubungan dengan berbagai bidang kehidupan, seperti; transportasi, komunikasi, informasi, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dst.

Pada dasarnya tujuan pengembangan teknologi adalah untuk mempermudah gerak hidup manusia. Dengan sebuah mesin cuci, seseorang bisa mencuci pakaian hanya dengan menekan tombol-tombol tertentu, tidak perlu mengeluarkan tenaga dan keringat. Dengan sepeda motor, seseorang bisa menempuh jarak puluhan kilometer dalam waktu yang singkat, tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra. Dengan pesawat terbang, seseorang bisa nyaman melancong ke Negara atau Benua lain dalam hitungan jam. Dengan jaringan internet, seseorang dapat mengakses berbagai persitiwa yang terjadi di belahan dunia manapun.

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

Kita bisa melihat dengan mudah fase perkembangan teknologi (dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi) pada deskripsi sederhana berikut, pada beberapa dekade yang silam, seseorang hanya bisa mengirim pesan / surat melalui kurir manusia ataupun hewan (burung), pesan akan sampai ke tujuan dalam waktu yang lama, kemudian berkembang dengan melalui jasa pos, ini pun masih membutuhkan waktu berhari-hari. kemudian ditemukan telegram atau faximail, yang hanya membutuhkan beberapa menit untuk menyampaikan pesan, dan akhir-akhir ini kita mengenal fasilitas SMS (Short Message Service) dan EMAIL (Electronic Mail) yang hanya membutuhkan beberapa detik untuk mengirim pesan ke manapun.

Namun, bagi kita sebagai komunitas relegius, kemajuan teknologi ibarat pedang bermata dua, di satu sisi ia mempermudah gerak dan fasilitas hidup, di sisi lain ia memberikan dampak negatif yang tidak bisa dianggap remeh. Paling tidak, sinyal ini ditemukan pada apa yang diungkapkan oleh pemikir asal Perancis Jacques Ellul bahwa: “teknologi akan menyebabkan rekayasa teknis atas manusia, hasinya adalah L’homme-Machine (manusia mesin) yang sudah kehilangan kemanusiaannya” (1964).

Secara harfiah, Internet (kependekan dari interconnection-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

C.    Sikap Santri Terhadap Kemajuan Teknologi

Kita jangan pernah membayangkan untuk dapat membendung kemajuan teknologi, berupaya dan berfikir untuk membendungnya sama saja dengan berupaya dan berfikir untuk menghentikan kehidupan ini, suatu hal yang musthail. Seorang pakar menulis: “Perkembangan teknologi sekarang ini bagaikan air sungai yang terus mengalir, tidak akan pernah habis, dan tidak bisa dibendung. Selama kebutuhan manusia akan sesuatu tidak pernah berhenti, maka ilmu teknologi juga tidak akan berhenti berinovasi”

Sebagaimana saya paparkan di atas, bahwa inovasi dalam dunia teknologi –saat ini- didominasi dan dimotori oleh komunitas non muslim, seperti bangsa Jepang, Korea Selatan, Amerika, Perancis, Jerman, dst. Konsekeunsinya adalah; inovasi dan pengembangan teknologi seringkali tidak mengindahkan norma dan etika agama, atau bahkan berbenturan dengan ajaran agama dan nilai sosial masyarakat relegius.

Mengacu pada apa yang disampaikan oleh pakar Maqasid Syari’ah Abu Ishak as Syatibi (w: 790 H) bahwa: “Dunia ini disempurnakan dengan perpaduan dan percampuran antara kemaslahatan dan kemafsadatan” (al Muwafaqat)

Maka, ada dua hal yang patut dijadikan sebagai acuan dalam berinteraksi dengan kemajuan teknologi.

Pertama: memetakan / memilah, mana yang bermanfaat dan mana yang mendatangkan madarat. Hal-hal yang bermanfaat bisa kita gunakan, seperti mengkases internet (Facebook, email) untuk berkomunikasi dengan kerabat, sahabat dan membuat jaringan sosial / persahabatan untuk sesuatu yang bermanfaat. Atau mengikuti perkembangan informasi dan berita yang akan menambah cakrawala pengetahuan.

Kedua, membatasi penggunaan sesuai kebutuhan. Misalnya mengakses internet, kita harus mampu membatasinya dengan waktu, jangan sampai terlena sehingga menghambur-hamburkan banyak waktu untuk hal-hal yang tidak prinsip dan tidak mendukung proses belajar (bagi kalangan santri dan pelajar). Karena membuka jaringan internet sama dengan menjelajah seluruh dunia, kita bisa mengkases apapun dari belahan dunia manapun hanya dengan duduk santai di depan computer atau melalu telepon genggam.

 

Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bagi santri dengan adanya model Pemanfaatan teknologi dan internet :

1.      Membangun interaksi ketika santri melakukan diskusi secara on line.

2.      Mengakomodasi perbedaan santri.

3.      Santri dapat mengulang materi belajar yang sulit berkali-kali, sampai pemahaman diperoleh.

4.      Kemudahan akses, kapan saja dan di mana saja.

5.      Santri dapat belajar dalam suasana yang ‘bebas tanpa tekanan’, tidak malu untuk bertanya (secara on line).

6.      Mereduksi waktu dan biaya perjalanan.

7.      Mendorong santri untuk menelusuri informasi ke situs-situs pada world wide web.

8.       Memungkinkan santri memilih target dan materi yang sesuai pada web.

9.      Mengembangkan kemampuan teknis dalam menggunakan internet.

10.  Mendorong santri untuk bertanggung jawab terhadap belajarnya dan membangun self-knowledge dan self-confidence.

Wallahu’a’lam bisshowwab

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

-          Matta, Anis, Mengokohkan Tradisi Ilmiah, 2010, online, www.bit.lipi.go.id/masyarakat.../56-mengokohkan-tradisi-ilmiah, Tanggal 22 Desember 2011

-          Mulyadi, Kertanegara, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam, Jakarta: Baitul Ihsan, 2006, hal.30.

-          Munir, Dr.,M.IT.”Dampak Teknologi Informasi dalam pendidikan”.(http//munir.staf.upi.edu)

-          Pribadi, P.A., dan Rosita, T., 2003,  Prospek Komputer sebagai Media Pembelajaran Berbantuan Komputer, 2005,Online:http://www1.bpkpenabur.or.id/jelajah/02/sosial.htm tanggal, 22Desember 2011.

-          ______, Fakta: Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia, 2009, online http://library.narotama.ac.id, tanggal, 22Desember 2011

-          Syaeroji, Arwani, Kemajuan Teknologi di Mata Santri, 2010, online http://arwani-syaerozi.blogspot.com, tanggal, 22Desember 2011

Selasa, 18 Mei 2021

Trip Simulasi Kematian Harian


وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (60) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ (61) ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ (62)

Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kalian pada siang hari untuk disempurnakan umur (kalian) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kalian kembali, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang dahulu kalian kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah  perhitungan yang paling cepat.

Allah Swt. berfirman, bahwa Dia mewafatkan hamba-hamba-Nya dalam tidur mereka di malam hari. Pengertian wafat ini merupakan wafat kecil (tidur), seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain, yaitu:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

(Ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (Ali Imran: 55)

وَقَدْ رَوَى ابْنُ مَرْدُوَيه بِسَنَدِهِ عَنِ الضَّحَّاكِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَعَ كُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكٌ إِذَا نَامَ أَخَذَ نَفْسَهُ، ويُرَد إِلَيْهِ. فَإِنْ أَذِنَ اللَّهُ فِي قَبْضِ رُوحِهِ قَبَضَهُ، وَإِلَّا رُدَّ إِلَيْهِ"، فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ}

Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan berikut sanadnya dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Pada tiap orang terdapat seorang malaikat, apabila orang itu tidur, maka malaikatnya mengambil rohnya dan mengembalikannya lagi kepadanya. Dan jika Allah memerintahkan agar nyawanya dicabut, maka malaikat itu mencabut nyawanya; dan jika tidak ada perintah, maka malaikat itu mengembalikannya kepada orang itu. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari. (Al-An'am: 60)

Ada beberapa persamaan antara tidur dan mati, yaitu:

1. Waktu tidur hubungan kita dengan alam semesta terputus, makanya sebelum tidur kita kunci pagar, pintu, dan menyimpan barang-barang berharga, karena ketika tidur kita terputus dengan alam. Demikian pula kematian, ia memutuskan semua keterikatan manusia dengan dunia, tidak ada yang bisa digenggamnya semua lepas begitu saja, lalu apa yang bisa kita bawa kalau bukan amal sholeh?

2. Tidur tidak dapat kita datangkan sendiri, contohnya orang yang ngantuk ada yang tidak bisa tidur, demikian pula orang yang tidur ada yang susah bangun, hal ini karena diatur Oleh Allah bukan atas dasar keinginan kita. Maka kematian pun sama sekuat apapun diinginkan ia tidak bisa datang kecuali waktunya dengan izin Allah, dan sekuat apa pun dihindari ia akan datang pada waktunya dengan izin Allah.

3. Ketika tidur kita  seolah berada pada tempat lain yg jauh berbeda dengan ketika bangun, jasad di atas kasur tapi ruh seolah ada di tempat lain menembus batas yang bisa dijangkau jasad. Demikian pula kematian, walau pun jasad sudah dikubur, maka ruh berada pada tempat lain dengan izin Allah, jauh dari jasadnya.

Ali RA berkata :an nasu niamun wa idza matu intabahu (Manusia itu sedang tidur, maka ketika ia mati, barulah mereka terbangun)

Sebuah hakikat persepsi dari kehidupan manusia, dimana ia akan terbangun selamanya di akhirat dan menyadari bangun dari kehidupan dunia fana memasuki kehidupan yang sebenarnya di akhirat.

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran terdapat beberapa istilah ajal , mati, kembali, sempurna, jangan menduga ada yg mati penasaran belum sempurna, demikian pula jangan menganggap yang sudah mati tidak akan disempurnakan amalnya.

وَقَالَ ابْنُ زَيْدٍ: النَّوْمُ وَفَاةٌ وَالْمَوْتُ وَفَاةٌ. وَعَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "كَمَا تَنَامُونَ فَكَذَلِكَ تَمُوتُونَ وَكَمَا تُوقَظُونَ فَكَذَلِكَ تُبْعَثُونَ."

Ibnu Zaid telah berkata :Tidur itu wafat dan mati itu. Dan dari Nabi Muhammad SAW ia berkata :“Sebagaimana kalian tidur, maka  demikianlah kalian mati, dan sebagaimana kalian dibangunkan, maka demikianlah kalian akan dibangkitkan ”

فَالنَّفْسُ الَّتِي بِهَا الْعَقْلُ وَالتَّمْيِيزُ، وَالرُّوحُ الَّتِي بِهَا النَّفَسُ وَالتَّحْرِيكُ، فَإِذَا نَامَ الْعَبْدُ قَبَضَ اللَّهُ نَفْسَهُ وَلَمْ يَقْبِضْ رُوحَهُ."
Imam Al Qurthubi berkata dalam Tafsirnya :“ Maka Jiwa yang memiliki akal dan membedakan, sedangkan ruh yang memiliki jiwa dan kemampuan menggerakan, maka ketika seorang hamba tidur Allah memegabg jiwanya tapi tidak memegang ruhnya.

Allah berfirman kemudian kepada Ku lah kalian akan kembali, maka Aku akan mengkhabarkan terhadap amalan yang telah kalian perbuat. kalimat kabar yang digunakan adalah
An -Naba yang berarti berita yang penting,  kalau khobar penting tidak penting, tidak ada urusan yang tidak penting ketika nanti kita di akhirat hingga kata subhannallah, mengejek, ketawa, bercanda semuanya menjadi penting karena menentukan nasib abadi tiap manusia.

hal ini.berarti bahwa semua yang diucapkan oleh hamba Allah berupa kebaikan atau keburukan dicatat, hingga benar-benar dicatat ucapannya yang mengatakan, "Aku telah makan dan minum, aku telah pergi dan aku baru datang, dan aku telah melihat anu," dan lain sebagainya.

Apabila hari Kamis, maka ucapan dan amal perbuatannya itu ditampilkan di hadapannya, lalu ia mengakuinya, apakah itu yang baik ataupun yang buruk, sedangkan selain dari itu tidak dianggap. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya:

{يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ}

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Manfuz). (Ar-Ra'd: 39)

Adapun maksud mengutus Pemelihara itu :
1. Pelaksana rencana Allah yg kadang tidak sama dengan kebiasaan logika manusia
2. Allah mengutus malaikat rakib atid untuk mencatat amal

lalu timbul pertanyaan, apakah Allah yang mewafatkan atau malaikat jibril?
berbeda nya peranan tp semua atas instruksi AllAh, Dia berkuasa di atas hambanya, karna di atas simbol penguasaan makanga disebutkan Allah di atas Hambanya (malaika),  digunakan kalimat diatas karena ini paling komprehensif, jika di bawah bisa menghindar, jika sejajar bisa melarikan diri.

yang dimaksud di sini yaitu di antara para malaikat ada yang ditugaskan oleh Allah untuk menjaga tubuh manusia, seperti halnya yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain:

{لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ}

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11)

Maksudnya, malaikat penjaga yang mencatat semua amal perbuatannya; sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ *

Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian). (Al-Infitar: 10)

{ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ}

Kemudian mereka dikembalikan. (Al-An'am: 62)
potongan ayat ini dapat diinterpretasikan dengan pengertian bahwa kelak semua makhluk dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat, lalu Allah memutuskan perkara mereka dengan keputusan yang adil dari-Nya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

{قُلْ إِنَّ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ * لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ}

Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.” (Al-Waqi'ah: 49-50)

{وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا} إِلَى قَوْلِهِ: {وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا}

dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (Al-Kahfi: 47) Sampai dengan firman-Nya: Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun. (Al-Kahfi: 49) Karena itulah dalam surat ini disebutkan:

{مَوْلاهُمُ الْحَقِّ أَلا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ}

Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat per­hitungan yang paling cepat. 

kenapa Allah asraul hasibin (Pembuat per­hitungan yang paling cepat)maka dapat disimpulkan mengapa bisa cepat karena dua hal:
1. karena urusannya sudah jelas
2. karena Allah tidak dihalangi oleh pekerjaan lain. dan kedua hal ini tidak berlaku pada Manusia.



Rabu, 12 Mei 2021

HAKIKAT PENGHAMBAAN MANUSIA

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22) }

Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. [Al-Baqarah, ayat 21-22]

Allah Swt. menjelaskan tentang sifat uluhiyyah-Nya Yang Maha Esa, bahwa Dialah yang memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan menciptakan mereka dari tiada ke alam wujud, lalu melimpahkan kepada mereka segala macam nikmat lahir dan batin. Allah menjadikan bagi mereka bumi sebagai hamparan buat tempat mereka tinggal, diperkokoh kestabilannya dengan gunung-gunung yang tinggi lagi besar; dan Dia menjadikan langit sebagai atap, sebagaimana disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

{وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ}

Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. (Al-Anbiya: 32)

Allah menurunkan air hujan dari langit bagi mereka. Yang dimaksud dengan lafaz as-sama dalam ayat ini ialah awan yang datang pada waktunya di saat mereka memerlukannya. Melalui hujan, Allah menumbuhkan buat mereka berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan banyak jenis buah, sebagaimana yang telah disaksikan. Hal tersebut sebagai rezeki buat mereka, juga buat ternak mereka, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ayat lainnya. Di antara ayat-ayat tersebut yang paling dekat pengertiannya dengan maksud ini ialah firman-Nya:

{اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ}

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kalian, lalu membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rezeki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan kalian, Maha-agung Allah, Tuhan semesta alam. (Al-Mu’min: 64)

Kesimpulan makna yang dikandung ayat ini ialah bahwa Allah adalah Yang Menciptakan, Yang memberi rezeki, Yang memiliki rumah ini serta para penghuninya, dan Yang memberi mereka rezeki. Karena itu, Dia sematalah Yang harus disembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Di dalam hadis Sahihain disebutkan dari Ibnu Mas'ud yang menceritakan:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: "أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا، وهو خلقك" الحديث

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah? Beliau menjawab, "Bila kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal Dialah Yang menciptakanmu,'" hingga akhir hadis.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Amr ibnu Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Dahhak ibnu Mukhallad alias Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Syabib ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Ikrimah, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan firman-Nya, "Fala taj'alu lillahi andadan." Istilah andad yaitu sama dengan mempersekutukan Allah, syirik itu lebih samar daripada rangkakan semut di atas batu hitam yang licin di dalam kegelapan malam.

Contoh perbuatan syirik (atau mempersekutukan Allah) ialah ucapan seseorang, "Demi Allah dan demi hidupmu, hai Fulan, dan demi hidupku." Juga ucapan, "Seandainya tidak ada anjing, niscaya maling akan datang ke rumah kami tadi malam," atau "Seandainya tidak ada angsa, niscaya maling memasuki rumah kami." Demikian pula ucapan seseorang kepada temannya, "Ini adalah yang dikehendaki oleh Allah dan yang dikehendaki olehmu." Juga ucapan, "Seandainya tidak ada Allah dan si Fulan," semuanya itu merupakan perkataan yang menyebabkan kemusyrikan.

Di dalam hadis disebutkan bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Rasulullah Saw., "Ini adalah yang dikehendaki Allah dan yang dikehendaki olehmu." Maka beliau Saw. bersabda:

"أَجَعَلْتَنِي لِلَّهِ نِدًّا"

Apakah kamu menjadikan diriku sebagai tandingan Allah?

Di dalam hadis lain disebutkan:

"نِعْمَ الْقَوْمُ أَنْتُمْ، لَوْلَا أَنَّكُمْ تُنَدِّدُونَ، تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ، وَشَاءَ فُلَانٌ".

Sebaik-baik kaum adalah kalian jikalau kalian tidak melakukan tandingan (terhadap Allah), (karena) kalian mengatakan, "Ini adalah yang dikehendaki oleh Allah dan yang dikehendaki oleh si Fulan."

Abul Aliyah mengatakan, makna andadan dalam firman-Nya, "Fala taj'alu lillahi andadan," ialah tandingan dan sekutu. Demikian dikatakan oleh Ar-Rabi' ibnu Anas, Qatadah, As-Saddi, Abu Malik, dan Ismail ibnu Abu Khalid.

Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya, "Wa-antum ta'-lamuna," ialah sedangkan kalian mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa di dalam kitab Taurat dan kitab Injil.

Kalau kita melihat meja, mimbar, ataupun patung yang terbuat dari kayu pikiran kita tidak berubah itu adalah kayu, dibuat apapun tetap pada bahan yang semula. Karena itu daripada menyembah patung yang dibuat dari batu lebih bagus menyembah batunya itu sendiri, karena asli. Tinggalah meningkat, tingkatannya ke arah mana.

Dalam surat Albaqoroh dengan susunan ayat yang begitu indah sebagai pokok yang bernama tauhid, inilah makhluk-makhluk Allah terbesar yang kemudian nanti akan dijelaskan beratus-ratus ayat; pada surat Albaqoroh sendiri, pada Ali Imran, Annisa, Almaidah dan seterusnya. Panggilan Allah Swt., kepada manusia, Yâ ayyuhan nasu’budû rabbakumulladzî khalaqakum walladzîna min qablikum la’allakum tattaqûn, alladzî ja’ala lakumul ardha firâsyan wassamâ`a binâ`an waanjala minas samâ`i mâ`an faakhraja bihi minas samarâti rizqal lakum falâ taj’alu lillâhi andâdan wa antum ta’lamûn. "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (Qs. Albaqoroh [2]:21-22)

Pada dua ayat di atas disebut dua kata; satu Rabb yang kedua Allah, baru disebut Allah setelah dengan data-data yang begitu jelas. Biasanya kata-kata panggilan yang umum dalam bahasa arab disebut harfu nida, yang mempunyai arti bahwa yang dipanggil itu sudah jelas akan dapat memahami panggilan tersebut, itu menunjukkan Allah telah menyediakan agar yang dipanggil itu paham; untuk bisa memperhatikan, menyediakan diri, mentaati atas panggilan itu. Allah Maha Tahu, mengapa manusia dipanggil dan mengapa diperintah. Panggilan itu sudah menunjukkan pengakuan dan pengakuan itu sudah menunjukkan akan adanya aturan.

Contoh yang mudah bagi kita. Allah melalui Alquran memerintah dengan bentuk ‘amr, kulû wasyrabu, makanlah dan minumlah! Kenapa makan dan minum diperintah? Bukankah tidak diperintah pun manusia pasti makan dan minum. Allah menyediakan kondisi manusia untuk tidak bisa hidup tanpa makan dan minum. Tentu saja jika sekedar makan dan minum tentu tidak ada kaitannya dengan ibadah, tidak ada kaitan dengan akhirat, tidak ada kaitan dengan surga dan neraka. Tapi dengan perintah itu akan disusul dengan berbagai macam aturan. Ada hal yang dilarang dan diperbolehkan. Maka selama makan dan minum dalam rangka mentaati aturan Allah, itulah ibadah.

Perintah itu ada tiga macam :

1. keuntungan buat yg memerintah

2. Keuntungan buat yg memerintah dan diperintah seperti antara karyawan dan majikan

3. Keuntungan buat yg diperintah seperti guru dan murid

Ibadah itu adalah perintah untuk keuntungan manusia yg diperintah, karena ibadah itu hakikatnya untuk keselamatan manusia, karena manusia membutuhkan keselamatan, buktinya maling kalau tidak tertangkap bilang alhamdulillah.

Ibadah itu mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Jadi esensi ibadah itu adalah mendekatkan diri, kenapa harus mendekatkan diri? Karena ada yang menjauhkan la tulhikum amwalukum wa la auladukum an dzikrillah.

Ada uang abang disayang...

Sulit = susul ku duit

Uang pelicin

Ada pulus mulus, tak ada pulus mampus

La yamutu wa la yahya  tidak bermutu kalau tidak ada biaya

Ini diisyaratkan rasul in 'uthiya rodiya wa in lam yu tho lam yardho

KENAP MANUSIA HARUS BERIBADAH

Manusia adalah mahluk yang selalu bergerak dan dinamis, maka geraknya harus diarahkan kepada sesuatu yg baik, oleh karena itu Allah menyuruhnya untuk beribadah. Manusia juga makhluk yang mudah gundah gelisah, maka ia butuh obat untuk kegundahan dan kegelisahannya, maka ia diperintah untuk bertasbih, tahmid, sujud dan lakukan ibadah

Ibadah asal artinya patuh, tapi tidak semua yg patuh itu ibadah. Patuh pada sesuatu yg tidak diketahui hakikatnya, dan pada yang menguasai dirinya ciri orang yg beribadah ;

1.      Tidak ada anggapan bahwa apa yg ada pada genggamannya adalah miliknya tetapi itu adalah milik Allah

2.      Segala hidupnya didedikasi kan untuk.apa yg diperintah dan apa yg dilarang

3.      Tidak akan menyatakan melakukan.sesuatu tanpa izin yg diibadahi

Maka dimensi ibadah itu ada dua; mahdhoh dan ghair mahdhoh

Karena itu yang pertama kali disebut pada surat Albaqoroh tadi mengapa Allah memerintah manusia untuk u’budû, ibadahilah oleh kamu, siapa? Rabbakum! Siapa Rabbakum itu? Yang diartikan Tuhan, yang diartikan yang Maha Kuasa, Maha Tinggi, Maha Esa. Sampai sekarang belum ada berani yang mengucap. Inilah sisa pertanyaan yang tidak akan bisa dijawab, kecuali beriman kepada Rasul. Karena itu tadi dikatakan, percaya kepada Allah pun kalau bukan karena percaya kepada Rasul adalah tahayul tingkat tinggi.

Ini barangkali perlu dipikirkan, digali dan diperluas oleh ahlinya. Siapa Rabbakum itu? Rabbakum itu adalah Alladzî kholaqokum, kholaqo artinya membentuk dengan sekehendaknya, mengapa jadi laki-laki mengapa jadi perempuan, mengapa dengan bentuk begini dan begitu, yang ibu bapaknya dua-duanya hitam ko anaknya berkulit hitam, mengapa ibu bapaknya berkulit putih ko anaknya hitam, tidak usah ada kecurigaan apa-apa. Ini alladzî kholaqokum, membentuk sedemikian rupa yang dengan bentuk demikian itu nanti akan disusul dengan perintah sesuai dengan bentuknya.

Karena itu Rasulullah Saw., menyatakan, semua yang lahir telah ditetapkan umurnya, rizkinya, sampai bahagia dan celakanya sudah ditetapkan sebelum dilahirkan. Para sahabat bertanya, afala nattaqilu ya Rasulullah, kalau segala sesuatunya telah ditetapkan untuk apa kami berusaha? Pikiran semacam itu wajar, maka Nabi menjawab dengan kata-kata yang indah, diplomatis serta filosofis, kullun muyassarun lima khuliqo lahu, semua yang lahir sudah ditetapkan dan dimudahkan sedemikian rupa untuk apa dibuat demikian. Jika manusia tidak merasa ringan, merasa gembira dan nikmat untuk beribadah kepada Allah mau beribadah kepada siapa?

Dengan kata-kata kholaqo saja ternyata perlu dihadirkan sekian banyak ayat untuk menerangkannya. Kemudian kalimat selanjutnya, Alladzi ja’ala lakumul ardlo firâsan, bumi itu untuk kamu sebagai hamparan, padahal bumi itu bulat, mengapa? Wassamâ`a binâ`an, langit ke atas tidak digantung ke bawah tidak disanggah tapi bagi kamu semacam bangunan. Waanjala minassamâ`i mâ’an, tak akan ada manusia yang bisa menurunkan hujan, karena yang sulit itu bukan menurunkannya tapi menaikkan air ke langit dan turun setiap butirnya mengandung bahan-bahan kehidupan, dengan air itu faakhraja bihi minas samarâti rijqollakum, tidak disebut pohonnya tapi sekian banyak macam buahnya tumbuh karena air tadi.

Setelah ayat-ayat itu disebut baru Allah menyatakan, falâ taj’aluu lillâhi andâdan waantum ta’lamûn, "karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." Jangan mengubah status, kayu tetap kayu batu tetap batu, dengan alasan seperti ini kita akan mengerti bahwa beribadah kepada selain Allah adalah salah.

Ringkasnya jika kita tidak berimam kepada Nabi Saw., imam kita itu siapa? Jika kita tidak ridlo jadi ma’mum Rasulullah, imam kita itu siapa? Inilah nanti di yaumul qiyamah Nabi duduk sebagai saksi untuk semua ummat diperiksa dan menjawab setiap pertanyaan yang harus dijawab sesuai dengan pengakuan Rasulullah Saw itu.


Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...