PENGUNJUNG

Kamis, 02 Juni 2022

Kualitas Yang Melindungi dari Gangguan



Tafsir Ali Imran 111-112

Kemudian Allah Swt. memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin seraya menyampaikan berita gembira kepada mereka bahwa pertolongan dan kemenangan akan diperoleh mereka atas kaum Ahli Kitab yang kafir lagi mulhid, yaitu melalui firman-Nya:


{لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ}


Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudarat kepada kalian, selain dari gangguan-gangguan celaan saja; dan jika mereka berperang dengan kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (Ali Imran: 111)


Memang demikianlah kenyataannya, karena sesungguhnya dalam Perang Khaibar Allah menghinakan mereka dan membuat hidung mereka terpotong (hina dina). Hal yang sama dialami pula oleh orang-orang sebelum mereka dari kalangan Yahudi Madinah, seperti Bani Qainuqa', Bani Nadir,dan Bani Quraizah; semuanya dibuat hina oleh Allah.


Hal yang sama dialami pula oleh orang-orang Nasrani di negeri Syam. Para sahabat mematahkan penyerangan mereka dalam berbagai peperangan, dan merampas kekuasaan negeri Syam dari tangan mereka untuk selama-lamanya. Masih ada segolongan kaum muslim yang tetap berjuang di negeri Syam hingga Nabi Isa ibnu Maryam diturunkan, sedangkan mereka dalam keadaan tetap berjuang. Kemudian Nabi Isa a.s. memerintah dengan hukum agama Islam dan syariat Nabi Muhammad Saw. Lalu ia memecahkan semua salib, membunuh babi-babi serta menghapuskan jizyah, dan tidak mau menerima kecuali hanya agama Islam.


*******************


Kemudian Allah Swt. berfirman:


{ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ}


Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112)

Yakni Allah menetapkan kehinaan dan rendah diri pada diri mereka di mana pun mereka berada. Karena itu, hidup mereka tidak merasa aman.


{إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ}


kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah. (Ali Imran: 112)

Yaitu jaminan dari Allah. Maksudnya, janji jaminan keamanan bagi mereka dengan dibebani membayar jizyah dan menetapkan atas mereka hukum-hukum agama Islam.


{وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ}


dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112)

Yakni jaminan keamanan dari orang lain buat mereka, seperti perjanjian perdamaian dan gencatan senjata serta tawanan bila keselamatannya dijamin oleh seseorang dari kalangan kaum muslim, sekalipun si penjaminnya adalah seorang wanita muslimah. Demikian pula halnya perihal budak, menurut suatu pendapat di kalangan para ulama.

Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112) Yaitu janji dengan Allah dan janji dengan manusia.

Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan Ar-Rabi' ibnu Anas.


*******************


Firman Allah Swt.:


{وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ}


dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah. (Ali Imran: 112)

Maksudnya, murka dari Allah sudah seharusnya menimpa mereka; mereka berhak menerimanya.


{وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ}


dan mereka diliputi kerendahan. (Ali Imran: 112)

Yakni mereka harus menerima kehinaah secara takdir dan peraturan syara'. Karena itu, dalam ayat selanjutnya disebutkan:


{ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ}


Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. (Ali Imran: 112)

Yakni sesungguhnya yang mendorong mereka berbuat demikian tiada lain adalah sifat takabur, zalim, dan dengki. Maka sebagai akibatnya mereka ditimpa oleh kehinaan dan kenistaan untuk selama-lamanya yang berlangsung sampai kehinaan di akhirat. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ}


Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Ali Imran: 112)

Yaitu sesungguhnya hal yang mendorong mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah dan berani membunuh rasul-rasul Allah —lalu sifat tersebut dicap pada diri mereka— tiada lain karena mereka banyak berbuat maksiat terhadap perintah-perintah Allah, bergelimang di dalam lumpur kemaksiatan, dan berani melanggar syariat Allah. Semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan tersebut, dan hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Habib, telah menceritakan kepada kami Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sulaiman Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Abu Ma'mar Al-Azdi, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa dahulu orang-orang Bani Israil pernah membunuh tiga ratus orang nabi dalam sehari, kemudian pada petang harinya mereka mendirikan pasar sayur-mayur mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...