PENGUNJUNG

Rabu, 15 Juni 2022

Ahli Kitab Yang Muslim

 


Ali Imran, ayat 113-115

لَيْسُوا سَواءً مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ أُمَّةٌ قائِمَةٌ يَتْلُونَ آياتِ اللَّهِ آناءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113) يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسارِعُونَ فِي الْخَيْراتِ وَأُولئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114) وَما يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115)

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada segolongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.

Kitab Mu’jam Mufahras li Alfadz Al-Qur'an karya Fuad Abd al-Baqi menyebutt paling tidak ada 25 kali pengulangan kata Ahli Kitab dalam Al-Qur'an.Dari 25 ayat tersebut, banyak ayat yang bernada negatif mengenai Ahli Kitab.

Dari sini tersirat bahwa ahli kitab yang terdiri dari Yahudi dan Nasrani adalah kafir. Kekafiran mereka disebabkan keyakinan mereka yang menganggap bahwa Tuhan itu memilik anak. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. At-Taubah : 30).

((والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحدمن هذه الأمة يهودي ولانصراني ثم يموت ولم يؤمن بما أرسلت به إلا كان من أصحاب النار))رواه مسلم

Artnya: “Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tiada seorang pun dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, tetapi ia tidak beriman kepada seruan yang aku sampaikan, kemudian ia mati, pasti ia termasuk penghuni neraka” (HR. Muslim)

وَالْمَعْنَى: لَيْسَ أَهْلُ الْكِتَابِ وَأُمَّةُ مُحَمَّدٍ ﷺ سَوَاءً، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ. وَقِيلَ: الْمَعْنَى لَيْسَ الْمُؤْمِنُونَ وَالْكَافِرُونَ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ سَوَاءً.
Dan maknanya tidaklah sama antara ahli kitab dan umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, dari Ibnu Mas'ud. dan dikatakan maknanya adalah tidaklah sama orang-orang mukmin dan orang kafir dari ahli kitab.

Orang muslim adalah yang mendapat kitab dari Allah. Bahkan kitab yang paling mulia diantara kitab-kitab yang Allah turunkan.

Akan tetapi, istilah ’ahli kitab’ adalah istilah syar’i, yang harus kita pahami sesuai kriteria syariat (al-Isti’mal as-Syar’i). Bukan semata tinjauan bahasa. Dan seperti yang kita tahu, Allah menggunakan istilah ini khusus untuk menyebut orang yahudi dan nasrani.

Tentu saja, kaum muslimin tidak termasuk dalam istilah ‘ahli kitab’ di atas. Karena Allah dengan jelas menyatakan mereka kafir.

Bahkan, ketika ada orang yahudi atau nasrani yang masuk islam, mereka tidak lagi disebut ahli kitab.

Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam ada seorang pendeta yahudi yang masuk islam, bernama Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu. Ada juga orang nasrani yang masuk islam, seperti Tamim bin Aus ad-Dari radhiyallahu ‘anhu. Allah menyinggung mereka dalam al-Quran,

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ

Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul”. Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab.” (QS. Ar-Ra’du: 43).

Dalam al-Quran, Allah menyebut umat yang beriman dengan kebenaran dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kaum muslimin.

Allah berfirman,

هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian dengan kaum muslimin dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia (QS. Al-Hajj: 78)

Pendapat yang terkenal di kalangan kebanyakan ulama tafsir —menurut apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq dan lain-lainnya yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas— ayat ini diturunkan berkenaan dengan para rahib yang beriman dari kalangan Ahli Kitab, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa'labah ibnu Syu'bah serta lain-lainnya.
Dengan kata lain, tidaklah sama orang-orang yang disebutkan di atas dari kalangan Ahli Kitab yang dicela dengan mereka dari kalangan Ahli Kitab yang masuk Islam. Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan:

{لَيْسُوا سَوَاءً}

Mereka tidak sama. (Ali Imran: 113)
Artinya, semua Ahli Kitab itu tidaklah sama, bahkan sebagian dari mereka ada yang mukmin (masuk Islam) dan ada pula yang jahat.

Dalam ayat lain disebutkan bahwa Ahli Kitab termasuk golongan yang mendapatkan pahala di sisi Allah SWT, yakni tercantum dalam QS Ali Imran ayat 199:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَاب

Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah SWT, dan kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” ( QS Ali Imran : 199 )

Untuk itu disebut dalam firman berikutnya:

{مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِأُمَّةٌ قَائِمَةٌ}

Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus. (Ali Imran: 113)
Yakni menegakkan perintah Allah, taat kepada syariat-Nya, dan mengikuti Nabi-Nya. Maka mereka adalah orang-orang yang berlaku lurus.

{يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ}

mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat). (Ali Imran: 113)
Yaitu melakukan ibadah di malam hari, banyak bertahajud dan membaca Al-Qur'an dalam salat mereka

*******************

{يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ}.

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (Ali Imran: 114)
Mereka adalah orang-orang yang disebutkan di dalam akhir surat Ali Imran ini melalui firman-Nya:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَما أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَما أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خاشِعِينَ لِلَّهِ

Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah hati kepada Allah.(Ali Imran: 199), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:

{وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ}

Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya. (Ali Imran: 115)
Artinya, pahala kebajikan yang mereka lakukan tidak akan hilang di sisi Allah, bahkan Allah akan memberikannya kepada mereka dengan balasan pahala yang sangat berlimpah.

{وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ}

dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 115)
Yakni tiada suatu amal pun yang samar (tidak kelihatan) bagi-Nya, dan tidak akan ada yang tersia-sia di sisi-Nya pahala orang yang berbuat baik dalam amalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...