PENGUNJUNG

Sabtu, 30 Januari 2021

Jumlah Takbir Pada Iqomat


Berapa kali kah jumlah takbir ketika iqomat untuk sholat?

Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:

أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- أَبَا مَحْذُوْرَةَ أَنْ يَشْفَعَ الأَذَانَ وَيُوْتِرَ الإِقَامَةَ

“Rasulullah saw. memerintah Abu Mahdzurah agar menggenapkan adzan dan mewitirkan qomat.”

Sedangkan pada riwayat Ibnu Khuzaimah dengan redaksi:

فَأُمِرَ بِلاَلٌ أَنْ يَشْفَعَ الأَذَانَ وَيُوْتِرَ الإِقَامَةَ إِلاَّ قَوْلَهُ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
“Maka Bilal diperintah untuk menggenapkan adzan dan mewitirkan iqomat kecuali perkataan qod qomatis solah.”


Berdasarkan hadis di atas, Imam Al-Bukhari membuat dua bab dengan judul

بَابٌ اَلأِذَانُ مَثْنَى مَثْنىَ dan باب الإِقَامَةُ وَاحِدَةٌ إِلاَّ قَوْلَهُ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ

Ibnu Hajar menerangkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat matsna matsna adalah marratain marratain (dua kali, dua kali). (Lihat, Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, II:100)

 Dalam riwayat Al-Baihaqi dengan lafal

كَانَ الأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- مَثْنَى مَثْنَى وَالإِقَامَةُ فُرَادًى
“Adzan di jaman Rasulullah saw. itu dua kali-dua kali dan iqomat satu kali.”

Sedangkan pada riwayat Abu Awanah dengan lafal
كَانَ الأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- مَثْنَى مَثْنَى وَالإِقَامَةُ مَرَّةً مَرَّةً غَيْرَ أَنَّ الْمُؤَذِنَ إِذَا قَالَ: قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ قَالَ مَرَّتَيْنِ

“Adzan di zaman Rasulullah saw. itu dua kali-dua kali dan iqomat satu kali-satu kali. Hanya muadzin apabila mengucapkan Qad qamatis salah dua kali.”
 
Sementara dalam riwayat ad-Daraquthni diterangkan oleh Salamah bin al-Akwa’ sebagai berikut:
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ قَالَ: كَانَ الأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثْنَى مَثْنَى وَالإِقَامَةُ فَرْدًا رواه الدارقطني

Dari Salamah bin Al Akwa, ia mengatakan adzan pada jaman Rasulullah saw. dua kali-dua kali dan iqamah satu kali. H.r. Ad-Daruquthni

 Dan pada riwayat Ad-Daraquthni ditegaskan dengan redaksi:

وَأَمَرَهُ أَنْ يُقِيْمَ وَاحِدَةً وَاحِدَةً
“Dan Beliau memerintahnya agar qamat satu kali-satu kali.” 

Berdasarkan keterangan-keterangan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dilihat dari aspek periwayatan, iqomat dengan takbir (Allahu Akbar) satu kali lebih kuat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...