Dalam bahasa Inggris ada ungkapan "House made with material, and home made with love", rumah (dalam artian fisik) dibuat dengan material bangunan, sedangkan rumah (dalam artian fungsi) dibuat dengan cinta. Adanya ini yang dimaksud dalam ucapan "back to home" dan "home sweet home" adalah bahwa rumah bukan sekedar indah dan mewahnya, namun ada harapan besar yang ingin didapatkan dari rumah berupa ketenangan, ketenteraman dan kenyamanan setelah penat nya beraktivitas di luar.
Dalam Alquran, rumah dilukiskan dengan dua kata. Pertama, bait yang berarti 'tempat tinggal di waktu malam.' Kedua, sakan atau maskan yang berarti 'tempat ketenangan'. Di sanalah orang dapat menenangkan diri setelah sebelumnya sibuk dalam rutinitas atau emosinya bergejolak.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
"Allah menjadikan untuk kamu rumah-rumah sebagai tempat ketenangan." (QS an-Nahl [16]: 80).
Terkadang rumah juga menjadi ujian keimanan dan kecintaan kepada allah dan rasul sebagaimana ayat ini
قُلْ إِنْ كانَ آباؤُكُمْ وَأَبْناؤُكُمْ وَإِخْوانُكُمْ وَأَزْواجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوالٌ اقْتَرَفْتُمُوها وَتِجارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسادَها وَمَساكِنُ تَرْضَوْنَها أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفاسِقِينَ (24)
Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak. saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik
Terkadang, Allah ta’ala menghukum dan menyiksa suatu kaum dengan cara menghancurkan rumah-rumah mereka.
Lihatlah bagaimana Allah menghukum Bani Nadhir dengan menghancurkan rumah-rumah mereka
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لأوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأبْصَارِ (2)
Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama kali. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (Q.S. Al-Hasyr: 2).
Lihat pula, bagaimana Allah menyiksa kaum Tsamud dengan meruntuhkan rumah tempat tinggal mereka, padahal sebelumnya mereka berbangga-bangga dengan rumah tersebut! (Cermati: Q.S. An-Naml: 51,52, Q.S. Al-A’raf: 74 dan Q.S. Al-Fajr: 9).
Jika rumah hanya dijadikan bait, maka tidak jarang rumah dirasakan seperti di neraka. Itulah yang digambarkan dalam surat al-Ankabut [29]: 41
...وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: “…Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah (rapuh) adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
Rumah laba-laba bukan hanya rapuh secara struktur, karena tidak mampu melindungi penghuninya dari segala macam gangguan luar seperti panas, dingin dan sebagainya. Namun, rumah laba-laba juga rapuh dari sisi penghuninya. Hasil penelitian membuktikan, bahwa laba-laba betina setelah melakukan perkawinan langsung membunuh laba-laba jantan. Begitu juga anak laba-laba, berjumlah sangat banyak namun diletakan dalam wadah yang kecil dan sempit, sehingga seluruh anaknya terlibat saling injak dan saling tindas, yang menyebabkan lebih separuh anaknya mati karena pertarungan sesamanya. Begitulah perumpamaan rumah yang rapuh, jauh dari kebahagian dan ketenangan.
Salah satu cara menjadikan rumah sebagai tempat memperoleh ketenangan, atau menjadikan rumah sebagai tempat yang menyenangkan, adalah seperti yang diajarkan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya
اكثروا من تلاوة القرآن في بيوتكم فإن البيت الذى لا يقرأ فيه القرآن يقل خيره ويكثر شره ويضيق على اهله
Artinya: “Perbanyaklah membaca al-Qur’an di rumah kamu, sebab rumah yang tidak pernah dibaca al-Qur’an padanya sangat sedikit kebaikan rumah itu, sangat banyak kejahatannya, dan membuat penghuninya merasa sempit.”
Rumah bagi orang beriman sudah seharusnya dimaknai sebagai tempat mengunduh ketenangan. Karena itu selain tempat tinggal berteduh dari panas dan hujan, ada fungsi berharga rumah bagi orang beriman sebagai berikut :
Pertama, bisa sebagai "al-Musholla", rumah ibadah sebagai upaya meraih keridhaan Allah SWT. Rasulullah bersabda, "Terangilah rumah tanggamu dengan bacaan Alquran dan shalat," (yang dimaksud dengan shalat di sini adalah shalat sunah, sementara untuk shalat fardhu adalah wajib berjamaah di masjid kecuali bagi Muslimah).
Kedua, sebagai "al-Madrasah", rumah yang meniscayakan proses tarbiyah dan edukasi di mana ayah ibu sebagai gurunya dan anak-anak menjadi muridnya.
Ketiga, "al-Junnah" atau benteng untuk menjaga iman keluarga dari kerusakan akidah dan penyakit sosial.
Keempat sebagai "al-Maskanah", pelipur lara dan pelepas duka dan kepenatan. Rutinitas dunia terkadang membawa efek jenuh. Rumah menjadi tempat terbaik menghilangkan kejenuhan dan menghadirkan ketenangan.
Kelima, "al-Maulud", tempat memperbanyak keturunan umat Nabi Muhammad SAW.
Keenam, "al-Markaz", mempersiapkan generasi dakwah yang tangguh.
Ketujuh, "al-Mahya-us Sunnah", untuk menghidupkan amal sunah Rasulullah, seperti cara makan, minum, adab hubungan suami istri, dan sebagainya.
Kedelapan, "al-Marham", forum liqa, silaturahim dengan tetangga, dan sahabat mukmin.
Selain itu, ada beberapa hukum berkaitan dengan arah Jamban yang tidak menghadap atau membelakangi Qiblat, tidak boleh terdapat patung-patung, gambar-gambar yang berkaitan dengan kemusyrikan dan kemaksiatan, juga tidak boleh mengadakan sebab terhalangnya rahmat Allah yang dibawa malaikat dengan memelihara anjing yang tidak diperuntukkan menjaga rumah atau untuk berburu.
Terakhir, senyaman apa pun rumah kita dengan pengisi yang lain, ingatlah suatu waktu kita akan meninggalkannya, maka selain pada rumah nyaman di dunia, fokuslah membangun rumah di surga dengan mewakafkan dan memakmurkan mesjid sekemampuan kita, atau minimal dengan menjaga sholat sunat rawatib sehari semalam sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar