PENGUNJUNG

Selasa, 19 Januari 2021

Gak Ada Akhlaq


 Oleh Miftah Husni


Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab,“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)


Dari hadits ini kita dapat mengambil kesimpulan :


Pertama; bahwa orang yang akan masuk surga hanyalah orang-orang yang sehat baik fisik dan jiwanya, sehat fisik agar manusia merasakan kesempurnaan kenikmatan surga, karena apalah artinya nikmatnya makanan jika kita sakit. Inilah kenapa Allah akan memudakan lagi fisik dan umur kita karena muda adalah puncak kesempurnaan fisik untuk merasakan kesempuranaan nikmat sebagaimana dalam ayat :

لَهُمْ فِيها أَزْواجٌ مُطَهَّرَةٌ

mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci. (An-Nisa: 57).

Yaitu suci dari haid, nifas, dan segala penyakit, akhlak-akhlak yang buruk dan sifat-sifat yang kurang. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud ialah suci dari semua kotoran dan penyakit. Hal yang sama dikatakan oleh Ata, Al-Hasan, Ad-Dahhak, An-Nakha'i, Abu Saleh, Atiyyah, dan As-Saddi.


Dari segi psikis juga orang-orang yang masuk surga adalah mereka yang sudah sehat dari penyakit-penyakit hati, seperti hasad, suudzon, syirik termasuk kesombongan dalam hadits di atas. Penyakit ini harus hilang bagi calon penghuni surga, jika tidak hilang dengan keimanan melalui sifat kebalikannya di dunia, maka api neraka lah yang akan membersihkannya.


Bukti nyata adalah pengusiran Iblis dari surga karena penyakit hati kesombongannya. Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada iblis mengenai takdir yang harus di jalani iblis:

{فَاهْبِطْ مِنْهَا}

Turunlah kamu dari surga itu! (Al-A'raf: 13)

Yakni karena kedurhakaanmu terhadap perintah-Ku dan pembang­kanganmu yang menyimpang dari jalan ketaatan kepada-Ku. Tidak layak bagimu bersikap sombong di dalam surga.


Kedua; dari hadits ini juga kita bisa menyimpulkan bahwa amal yang baik berupa ibadah mahdhoh atau ghair mahdhoh, bahkan tauhid sekalipun, fokus orientasinya adalah pembentukan akhlaq, karena ibadah, aqidah, dan muamalah harus ber atsar pada pembentukan akhlaq. Orang yang suka beribadah jika akhlaq nya tercela, besar kemungkinan ibadah nya tidak berorientasi pada pembentukan akhlaq, bisa jadi penggugur kewajiban semata atau kepuasaan pribadi sahaja.


Kesimpulan ini dapat kita fahami dari beberapa hadits rasul yang masyhur seperti bukankah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir adalah mereka yang menjaga lisannya, baik kepada tetangga nya, bahkan memuliakan tamunya?

Bukan kah sholat secara tegas mengatakan bisa mencegah terhadap keji dan mungkar sebagai manifestasi pembentukan akhlaq

Bukan kah dalam bermuamalah pun kita dituntut untuk amanah, jujur, dan tidak curang?

Maka tidak aneh kalau ada keterangan "Akhlaq itu adalah wadahnya agama", karena agama yang sudah baik tidak akan kelihatan baik jika dibawa oleh orang yang akhlaqnya buruk.


Jadi, Tauhid Dulu baru insyaalloh akan berakhlak baik, sholat dulu insyaalloh akan menjadi orang baik, berhijab dulu, insyaalloh akan menjadi orang baik, naik haji dulu, insyalloh jadi orang baik, jangan sampai sholat tidak baik engga, hijab tidak baik engga. Kan capek..


Apa itu Akhlaq?


Akhlaq adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara, maka disebut akhlak yang baik. Sebaliknya, jika yang timbul adalah perbuatan yang tidak baik, maka disebut akhlak yang buruk.


Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau memenuhi beberapa syarat. (1) Perbuatan itu dilakukan secara berulang-ulang. Bila dilakukan sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. (2) Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dulu sehingga benar-benar telah menjadi suatu kebiasaan.


Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut akhlaqul karimah. Hal ini antara lain tercantum dalam hadis Rasulullah SAW, 

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

 “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR Ahmad, Baihaki, dan Malik). Pada riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling sempurna akhlaknya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmizi)


Akhlak mulia diperoleh dengan cara bermujahadah (bersusah payah) pada awalnya agar menjadi kebiasaan pada akhirnya. Seperti orang yang ingin tulisannya baik, maka ia akan menulis terus menerus dan mengulangi berkali-kali. Ini bukanlah hal yang aneh bagi manusia, apalagi mereka diberikan akal dan pikiran. Binatang juga mengalami hal serupa ketika akan dirubah kebiasaannya. Kuda pada awalnya tidak bisa ditunggangi. Ia akan lari dan meronta ketika ada sesuatu di punggungnya. Kuda harus dipaksa membawa pelana, ditunggangi dan dicambuk untuk berjalan, berlari, atau berhenti sesuai permintaan tuannya. Pada akhirnya, kuda akan menjadi kendaraan yang bisa digunakan untuk melayani manusia. Begitu juga dengan anjing pemburu atau pelacak, pada awalnya tidak punya keahlian khusus dalam berburu atau mendeteksi benda-benda berbahaya. Tetapi, setelah melalui latihan terus menerus, akhirnya bisa menjadi anjing yang bisa diandalkan.


Akhlaq yang baik akan memberikan keutamaan kepada orang yang beriman, jangan kan dengan orang kafir, dengan sesama mukmin pun ia istimewa.

أَفْضَلُ الْمُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاس

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal."

(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ. 

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.” HR. At-Tirmidzi (no. 2002)


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Surga, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْج


“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Lidah dan kemaluan.”HR. At-Tirmidzi (no. 2004)


Akhlaq yang baik itu sulit dibentuk karena bertentangan dengan hawa nafsu, sedangkan akhlaq yang buruk sangat mudah dibentuk karena sejalan dengan hawa nafsu, ketundukan terhadap aturan agama seperti tauhid dan ibadah adalah prosesi penaklukan hawa nafsu yang berbuah manis akhlaq yang terpuji. Ingat lah bahwa kita adalah umat Nabi Muhammad nabi yang sangat mulia akhlaqnya, jika tidak ada akhlaq seperti beliau dari mana kita diakui sebagai umatnya?.


Wallahu 'alam bisshowwab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...