PENGUNJUNG

Kamis, 20 Januari 2022

KECAMAN ALLAH TERHADAP AHLI KITAB

 

Ali Imran, ayat 98-99

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآياتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلى مَا تَعْمَلُونَ (98) قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَها عِوَجاً وَأَنْتُمْ شُهَداءُ وَمَا اللَّهُ بِغافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (99)

Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, mengapa kalian ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kalian kerjakan?" Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, mengapa kalian menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kalian menghendakinya menjadi bengkok, padahal kalian menyaksikan?" Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kalian kerjakan.

Nama Yahudi dinisbahkan pada salah seorang putra Nabi Ya’kub yang bernama Yahudza bin Ya’kub, salah satu dari 12 orang putra Ya’kub. Putra lainnya bernama Ruben, Simeon, Lewi Yehuda, Isakhar, Zebulon, Yusuf AS, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer.


Namun, ada pula yang mengaitkannya dengan kata Al-Haud (Arab) atau Hada (dalam bahasa Ibrani, yang berarti tobat atau kembali, sebagaimana ucapan Nabi Musa AS kepada Tuhannya, Inna hudnaa ilaika, (Sesungguhnya kami kembali [tertobat] kepada-Mu). Lihat surah Al-A'raf [7]: 156.


Arti kata Nashara dalam al-Qur’an mengacu pada menolong sebagaiman yang dilakukan oleh para pengikut nabi Isa sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali Imran : 52

فلما أحس عيسى منهم الكفر قال من أنصاري إلى الله قال الحواريون نحن أنصار الله آمنا بالله واشهد بأنا مسلمون

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.(QS. Al-Maidah; 52)

Pendapat lain mengatakan bahwasanya disebut demikian karena dinisbatkan pada sebuah tempat bernama Nashran (نصرانpendudukynya disebut Nasraniy (نصراني), dengan bentuk plural nashara (نصارى).

Ibn Katsir, ketika menafsirkan Q.S al-Baqarah : 62  lebih lanjut menjelaskan Nashara adalah sebutan untuk para sahabat dan pengikut Nabi Isa, disebut demikian karena sifat mereka yang suka menolong (li tanashurihim fi ma baynahum). Ibn Asyur menambahkan, nashara mengacu pada desa Nashirah (nazaret), tempat Maryam,ibunda Nabi Isa tumbuh. Menjelang kelahiran Nabi Isa, Maryam keluar dari Nazaret menuju Bayt al-Maqdis, dan akhirnya melahirkan beliau di Bayt Lahm (Betlehem)。

Dari sisi tartib nuzulnya, secara keseluruhan, ayat-ayat yang menyebut nashara secara langsung hanya terdapat di surat-surat Madaniyah. Tentang urutan-urutannya, terdapat beberapa pendapat; dalam versi Ibn Abbas dan al-Kafi, urutannya al-Baqarah, Ali Imran,al-Hajj, al-Maidah, kemudian al-Taubah. Sedangkan menurut Ikrimah dan al-Hasan:  al-Baqarah, Ali Imran, al-Maidah, al-Hajj, kemudian al-Taubah. Dari sumber kesarjanaan barat, versi urutan tartib menurut Noeldeke-Schwally adalah; al-Baqarah, Ali Imran, al-Hajj, al-Tawbah, terakhir al-Maidah.  Namun, dalam kesarjanaan Islam modern,  al-Jabiri memberi pendapat lain mengenai posisi surat al-Hajj.

Dari keseluruhan pola yang ada, secara garis besar memiliki pola urutan 1). Al-Baqarah, 2). Ali Imran, 3) al-Maidah, 4) al-Tawbah,  dengan surat al-Hajj di masing-masing riwayat memiliki tempat urutan yang berbeda. Ibn Abbas meletakkannya di urutan ke-3, Ikrimah meletakkannya pada urutan ke-4, Noeldeke meletakkannya pada urutan ke 3, namun semuanya bersepakat itu adalah surat Madaniyah. Abed Al-Jabiri berpendapat lain,  urutan surat dalam al-Jabiri mirip dengan para cendekiawan di atas, namun dia berbeda mengenai penempatan surat al-Hajj. Surat ini digolongkan al-Jabiri sebagai surat Makkiyah, ia dianggap turun beberapa saat menjelang hijrahnya Nabi SAW.

Implikasinya adalah, hampir keseluruhan pembicaraan al-Qur’an mengenai Nashara dalam konteks negative, hanya 4 ayat berbicara positif dan 1 netral. Ini menjelaskan pada kita bagaimana al-Qur’an berkorelasi dengan Nasrani. Sebagian besar interaksi Nabi dengan  nasrani terjadi di Madinah.

Hal ini merupakan kecaman keras dari Allah Swt., ditujukan kepada orang-orang kafir Ahli Kitab karena mereka ingkar terhadap perkara yang hak, dan mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah serta menghalang-halangi jalan Allah dari orang yang hendak menempuhnya dari kalangan ahlul iman. Mereka menghalang-halangi jalan Allah dengan segenap kemampuan dan kekuatan mereka, padahal mereka mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. adalah perkara yang hak dari sisi Allah Swt.

Pengetahuan mereka berlandaskan kepada apa yang ada pada mereka berupa pengetahuan mengenai para nabi dan para rasul terdahulu. Mereka semuanya mendapat berita gembira dan mengisyaratkan perihal akan adanya seorang nabi yang ummi dari kalangan Bani Hasyim, keturunan orang Arab dari Mekah, penghulu semua manusia, penutup para nabi dan rasul Tuhan yang memiliki bumi dan langit.

Allah mengancam mereka atas perbuatan mereka yang demikian, dan memberitahukan bahwa Dia Maha Menyaksikan semua yang mereka lakukan itu, juga Allah Maha Menyaksikan atas pelanggaran mereka terhadap kitab yang ada di tangan mereka dari para nabi mereka, lalu perlakuan mereka terhadap rasul yang disebut dalam berita gembira dengan cara mendustakannya dan mengingkarinya. Maka Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia sekali-kali tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan. Dengan kata lain, Allah Swt. pasti akan membalas perbuatan itu terhadap diri mereka. Hal itu akan dilakukan-Nya pada hari kiamat nanti, seperti yang dinyatakan di dalam firman-Nya:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

(yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. (Asy-Syu'ara: 88)

.
قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنْتُمْ شُهَداءُ﴾ أَيْ عُقَلَاءُ. وَقِيلَ: شُهَدَاءُ أَنَّ فِي التَّوْرَاةِ مَكْتُوبًا أَنَّ دِينَ اللَّهِ الَّذِي لَا يَقْبَلُ غَيْرَهُ الْإِسْلَامُ، إِذْ فِيهِ  نَعْتُ مُحَمَّدٍ ﷺ.

Firman Allah ta'ala dan kalian menyaksikan artinya kalian mengerti dan juga dikatakan kalian menyatakan bahwa di dalam Taurat tercatat bahwa tidak ada agama yang akan diterima kecuali Islam juga disebutkan sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

٧٥٢٢- حدثنا محمد بن الحسين قال، حدثنا أحمد بن المفضل، قال، حدثنا أسباط، عن السدي:"يا أهل الكتاب لم تكفرون بآيات الله"، أما"آيات الله"، فمحمد ﷺ.

٧٥٢٣- حدثني محمد بن سنان قال، حدثنا أبو بكر قال، حدثنا عباد، عن الحسن في قوله:"يا أهل الكتاب لم تكفرون بآيات الله والله شهيد على ما تعملون"، قال: هم اليهودُ والنصارى.

﴿الذين كفروا وصدوا عن سبيل الله زدناهم عذابا فوق العذاب بما كانوا يفسدون﴾ فلهذا توعدهم هنا بقوله: ﴿وما الله بغافل عما تعملون﴾ بل محيط بأعمالكم ونياتكم ومكركم السيء، فمجازيكم عليه أشر الجزاء لما توعدهم ووبخهم عطف برحمته وجوده وإحسانه وحذر عباده المؤمنين منهم لئلا يمكروا بهم من حيث لا يشعرون،

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...