PENGUNJUNG

Minggu, 08 Agustus 2021

TAWAKKAL TANDA LEMAH DIRI


Kata tawakal berasal dari kata wakala  yang artinya lemah, sedangkan jika sudah masuk ke dalam bentuk tawwakal artinya mewakilkan atau menyerahkan.

Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan, “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘azza wa jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata‘.”

Ibnu Rajab mengatakan bahwa menjalankan tawakal tidaklah berarti seseorang harus meninggalkan sebab atau sunnatullah yang telah ditetapkan dan ditakdirkan. Karena Allah memerintahkan kita untuk melakukan usaha sekaligus juga memerintahkan kita untuk bertawakal. Oleh karena itu, usaha dengan anggota badan untuk meraih sebab termasuk ketaatan kepada Allah, sedangkan tawakal dengan hati merupakan keimanan kepada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, ambillah sikap waspada.” (QS. An Nisa [4]: 71). Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.” (QS. Al Anfaal [8]: 60). Juga firman-Nya (yang artinya), “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah” (QS. Al Jumu’ah [62]: 10). Dalam ayat-ayat ini terlihat bahwa kita juga diperintahkan untuk melakukan usaha.

Sahl At Tusturi mengatakan, “Barang siapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan -pen). Barang siapa mencela tawakal (tidak mau bersandar pada Allah, pen) maka dia telah meninggalkan keimanan. (Lihat Jami’ul Ulum wal Hikam)

Imam Ahmad mengatakan bahwa tawakal adalah amalan hati yaitu ibadah hati semata (Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim, 2/96).

سئل الحسن عن التوكل ، فقال : « الرضا عن الله »

Hasan RA Ditanya tentang arti tawakkal, maka ia menjawab :”Ridlo Kepada Kehendak Allah”.

عن عمر بن الخطاب قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « لو أنكم توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو (1) خماصا (2) وتروح (3) بطانا

Dari Umar Bin Khottob RA :Aku mendengar Rasulullah SAW  bersabda :Kalau saja kalian bertawakal pada Allah dengan tawakkal yang sebenarnya, pasti Allah akan member rezeki kepada kalian sebagaimana Ia member Rezeki pada Burung, ia pergi dengan perut kosong dan pulang dengan perut Kenyang. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310)

قال أبو بكر وبلغني ، عن بعض الحكماء ، قال : « التوكل على ثلاث درجات : أولاها ترك الشكاية ، والثانية الرضا ، والثالثة المحبة ، فترك الشكاية درجة الصبر ، والرضا سكون القلب بما قسم الله له ، وهي أرفع من الأولى ، والمحبة أن يكون حبه لما يصنع الله به ، فالأولى للزاهدين ، والثانية للصادقين ، والثالثة للمرسلين »

Abu Bakar Berkata ia mendengar dari beberapa ahli hikmah: “Tawakkal itu ada tiga tingkatan ; pertama, Tidak pernah mengadu;kedua, Ridlo;ketiga, Cinta. Maka tidak pernah mengadu adalah tingkatan sabar, dan ridlo adalah tentramnya hati terhadap apa yang Allah tetapkan baginya. Dan itu lebih tinggi dari yang pertama, dan cinta yaitu mencintai terhadap yang Allah perbuat kepadanya. Maka yang pertama untuk orang yang jahidin, yang kedua untuk mushodiqin dan yang ketiga untuk para rasul

قال : « أربع لا يعطيهن الله إلا من أحب » . قال ابن شبرمة : ما هن ؟ قال : « الصمت ، وهو أول العبادة ، والتوكل على الله ، والتواضع ، والزهد في الدنيا »

Rasul berkata : 4 perkara yang tidak akan Allah berika kepadanya kecuali kepada orang yang dicintainya : Ibnu Surbumah berkata;apa saja  ya rasul ? Diam, yaitu kesabaran yang merupakan ibadah pertama, dan Tawakkal pada Allah, dan Tawadhu, dan berzuhud di dunia.

Faidah bertawakal kepada Allah adalah mengajarkan manusia supaya tidak akan kehabisan akal jika ada yang mengecewakan dan tidak akan sombong jika adasesuatu keinginan yang sesuai dengan kehendak dan taufik Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...