PENGUNJUNG

Jumat, 10 Desember 2021

Mulianya Manusia Dengan Ilmu

 Al-Baqarah, ayat 31

{وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31)33) }

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman, "Sebutkanlah nama benda-benda itu jika kalian memang orang-orang yang benar!" 

Hal ini merupakan sebutan yang dikemukakan oleh Allah Swt., di dalamnya terkandung keutamaan Adam atas malaikat berkat apa yang telah dikhususkan oleh Allah baginya berupa ilmu tentang nama-nama segala sesuatu, sedangkan para malaikat tidak mengetahuinya. Hal ini terjadi sesudah para malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.

Sesungguhnya bagian ini didahulukan atas bagian tersebut (yang mengandung perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam) karena bagian ini mempunyai kaitan erat dengan keti-aktahuan para malaikat tentang hikmah penciptaan khalifah, yaitu di saat mereka menanyakan hal tersebut. 

{وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا}

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya" (Al-Baqarah: 31).

وَتَعْلِيمُهُ هُنَا إِلْهَامُ عِلْمِهِ ضَرُورَةً.وَقَالَ ابْنُ عَطَاءٍ: لَوْ لَمْ يَكْشِفْ لِآدَمَ عِلْمَ تِلْكَ الْأَسْمَاءِ لَكَانَ أَعْجَزَ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِي الْإِخْبَارِ عَنْهَا.

Dan pengajarannya di sini adalah suatu keharusan. Ibn Atta berkata: Jika dia tidak mengungkapkan kepada Adam pengetahuan tentang nama-nama itu, pastilah adam lebih lemah dari malaikat sebagaimana khabar itu.

قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ: إِنَّمَا سُمِّيَ آدَمَ لِأَنَّهُ خُلِقَ مِنْ أَدِيمِ الْأَرْضِ، وَإِنَّمَا سُمِّيَ إِنْسَانًا لِأَنَّهُ نَسِيَ

Said bin Jubair berkata : hanyasanya disebut Adam karena ia diciptakan dari kerak bumi, dan dinamai manusia karena sifat pelupa.

As-Saddi mengatakan dari orang yang menceritakannya dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. (Al-Baqarah: 31) Bahwa Allah Swt. mengajarkan kepada Adam nama-nama semua anaknya seorang demi seorang, dan nama-nama seluruh hewan, misalnya ini keledai, ini unta, ini kuda, dan seterusnya. Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah mengajarkan nama piring dan panci kepada Adam. Ibnu Abbas mengatakan, "Memang benar diajarkan pula nama angin yang keluar dari dubur."

{ثُمَّ عَرَضَهُمْ}

Kemudian Allah mengemukakan nama-nama itu. (Al-Baqarah: 30)

Karena itu, Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini pada Kitabut Tafsir, bagian dari kitab Sahih-nya, mengatakan:

"فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ"

Lalu mereka mendatangi Adam dan berkata, "Engkau adalah bapak umat manusia, Allah telah menjadikan kamu dengan tangan kekuasaan-Nya, dan Dia telah memerintahkan para malaikat-Nya agar bersujud kepadamu, dan Dia telah mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu."

Tentang  الأَسْمَاء (al-asmā’, nama-nama), ada dua macam. Pertama, adalah nama-nama seluruh realitas yang merupakan tajalliyat (semburat) atau manifestasi dari nama-nama-Nya sendiri yang kita kenal dengan sebutan الأَسْمَاء الْحُسْنَى (al-asmā’ al-husna, nama-nama yang indah). Sehingga, misalnya, saat kita menyaksikan apa saja di sekitar kita, pada hakikatnya yang kita saksikan adalah af’al (perbuatan)-Nya yang merupakan semburat dari nama-nama-Nya yang indah, “Dan milik Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kalian menghadap di situlah wajah Allah. Sungguh Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (2:115). Bahkan pada diri dan perbuatan kita sekalipun, “Dan Allah-lah yang menciptakan kalian beserta apa-apa yang kalian perbuat" (37:96).

Kedua, adalah nama-nama yang tidak memiliki hakikat apapun karena juga tidak mewakili apapun. Misalnya, menyebut pohon, batu, atau seseorang sebagai Tuhan. Jelas ini tidak mencerminkan hakikat dari pohon, batu, dan orang tersebut. “Itu tiada lain hanyalah nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian mengada-adakannya; Allah tidak menurunkansulthān (hakikat) padanya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan (belaka) dan kehendak hawa nafsunya, padahal sungguh telah datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan-nya.” (53:23)

{فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}

Allah berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian memang orang-orang yang benar!" (Al-Baqarah: 31)

Apabila kalian tidak mengetahui nama-nama mereka yang Kuketengahkan kepada kalian dan kalian saksikan sendiri, berarti terhadap semua hal yang belum ada dari hal-hal yang akan ada —hanya belum diwujudkan— kalian lebih tidak mengetahui lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...