PENGUNJUNG

Sabtu, 09 April 2022

Waktu-waktu Mustajab Do’a

 


Waktu-waktu Mustajab Do’a[1]

1.      Waktu Sujud Dalam Salat

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ اَلْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا  فَأَمَّا اَلرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ اَلرَّبَّ  وَأَمَّا اَلسُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي اَلدُّعَاءِ  فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihiwaSallam bersabda: "Ketahuilah bahwa aku benar-benar dilarang untuk membaca al-Qur'an sewaktu ruku'  dan sujud adapun sewaktu ruku' agungkanlah Tuhan dan sewaktu sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena besar harapan akan dikabulkan do'amu. Riwayat Muslim.

 

2.      Waktu Duduk Tasyahud Setelah Membaca Sholawat

 

عَنْ فُضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ  e رَجُلاً يَدْعُوْ فِي صَلاَتِهِ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَي النَّبِبِّي . فَقَالَ النَّبِيُّ  e عَجِلَ هَذَا ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ  لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ  e ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ مَا يَشَاءُ . - رواه الترمذي وصححه -

Dari Fudalah bin Ubaid, ia mengatakan,”Nabi saw. Mendengar seorang laki-laki sedang berdoa di dalam shalatnya dan tidak bersalawat atasnya. Maka Nabi saw. bersabda, ’Tergesah-gesah sekali’ Kemudian ia memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada yang lainnya, ’Bila salah seorang diantara kalian shalat, maka mulailah dengan memuji Allah, kemudian salawatlah atas Nabi, kemudian berdu’alah sesukamu”. - H.R. At-Tirmizi dan beliau mensahihkannya

 

3.    Waktu Berbuka Puasa

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

 

4.      Waktu Wukuf Di Arafah

خير الدعاء دعاء يوم عرفة

 Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani

dalam Shahih At Tirmidzi)

 

5.      Salat Khusuf

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِك َفَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَصَلُّوا – رواه البخاري و مسلم و أحمد –

Dari Aisyah sesungguhnya Nabi bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah. Tidak terjadi gerhana karena lantaran hidup-matinya seseorang. Kalau kamu melihat ada gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, bertakbir, salat, dan bersedekah.” H.R. Al Bukhari, Muslim, dan Ahmad.

 

6.      Setiap Lewat Tengah Malam

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

7.      Hari Jum’at 

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها

 Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

8.      Antara Adzan Dan Iqomah

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

 

9.      Setelah Berwudhu


دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ بِهِ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنْ النَّاسِ

 

Nabi Saw. meminta diambilkan air, lalu beliau berwudhu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil berdoa: “Ya Allah, ampunilah ‘Ubaid Abu ‘Amir.” Hingga aku melihat putih ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do’anya: ‘Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari orang yang terbaik di antara manusia di hari kiamat kelak.’[HR. BUKHARI ;IV;1571]



[1] Diambil dari buku Ada Apa dengan Do’a Kita, Wawan shofwan sholehudin, tafakur Pres 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...