PENGUNJUNG

Rabu, 13 April 2022

Tradisi Mengubur Bayi Perempuan


 وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (17)

Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat, sedangkan dia amat menahan sedih. (QS. Az-Zukhruf : 17)

Yakni perempuan itu mempunyai kekurangan yang untuk menutupi kekurangannya itu diberilah ia perhiasan sejak masih kecil. Dan apabila bertengkar, maka ucapannya tidak dianggap, bahkan ia lemah dan tidak mampu berbuat. Maka apakah orang yang demikian keadaanya pantas dinisbatkan kepada Allah Swt. Perempuan itu mempunyai kekurangan secara lahir dan batinnya, begitu pula dalam penampilan dan karakternya. Maka untuk menambal kekurangan lahiriah dan penampilannya diberilah ia perhiasan dan lain sebagainya yang diperlukan untuk menambal kekurangannya. Hal yang semakna diucapkan oleh seorang penyair Arab:

وَمَا الحَلْي إِلَّا زينَةٌ مِنْ نقيصةٍ ... يتمّمُ مِنْ حُسْن إِذَا الحُسْن قَصَّرا ...

وأمَّا إذَا كَانَ الجمالُ موفَّرا ... كحُسْنك، لَمْ يَحْتَجْ إِلَى أَنْ يزَوَّرا ...

Tiadalah perhiasan itu melainkan hanyalah untuk menghiasi kekurangan dan menyempurnakan keindahan penampilan bila keindahannya berkurang.

Adapun jika keindahan itu telah terpenuhi seperti penampilan yang ada pada dirimu, maka tidak diperlukan lagi adanya kamuflase penampilan.

Adapun yang berkaitan dengan kekurangan karakternya ialah sesungguh­nya perempuan itu lemah dan tidak mampu membela diri di saat diperlukan ia harus membela diri, tidak termasuk ke dalam perhitungan dan tidak mempunyai peran, seperti yang dikatakan oleh sebagian orang Arab (tentunya di masa Jahiliah) pada saat ia diberi kabar gembira tentang kelahiran anak perempuannya, "Anak perempuan itu bukanlah anak yang baik, pertolongannya adalah menangis, dan baktinya adalah mencuri."

Karena itu, ketika orang-orang Arab jahiliyah mendapat kabar bahwa istrinya atau saudara perempuannya atau menantu perempuannya melahirkan bayi wanita maka orang-orang jahiliyah itu akan sangat marah, kecewa, merasa malu, karena kelahiran bayi wanita itu. Sebab keluarganya akan dikucilkan, dihina dan direndahkan kaumnya karena memiliki anak wanita. 

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)

“Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 57-59)

Menurut Prof Asep, ketika ada anggota keluarga yang akan melahirkan, orang Arab jahiliyah akan menghindari orang-orang dengan membawa wanita yang akan melahirkan ke pedalaman. Orang Arab jahiliyah akan memastikan kelahiran anaknya, bila bayi yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki maka mereka akan buru-buru mengabarkan pada kaumnya dan menggelar pesta hingga berhari-hari. 

Namun jika yang dilahirkan adalah bayi perempuan maka orang arab jahiliyah melakukan dua hal. Pertama, bayi perempuan itu akan diberi waktu hidup beberapa lama dengan diberikan kepada orang pedalaman untuk diasuh hingga bisa berjalan. Apabila telah bisa berjalan, anak wanita itu akan dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup oleh ayahnya atau anggota keluarganya. Setelah itu keluarga itu pun akan menutup rapat setiap informasi dari kaumnya. Kedua, ketika mendapati yang dilahirkan adalah bayi wanita maka bayi itu akan langsung dikubur hidup-hidup seketika itu juga di lubang yang telah disiapkan. 

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ (8) بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ (9)

“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh.” (QS. At-Takwir: 8-9).

Mereka orang musyrik kalau mendapati anak perempuan yang lahir, mereka kubur hidup-hidup. Jika selamat dari siksaan seperti itu, maka anak perempuan itu akan hidup dalam keadaan hina. Contohnya diperlakukan dengan tidak menambahkan hak waris. (Lihat Tambihaat ‘ala Ahkam Takhtasshu bi Al-Mu’minaat, hlm. 8)

Saking kejinya, jika penguburan hidup-hidup di masa belia tertunda, mereka tetap melakukannya ketika wanita telah tumbuh dewasa. “Penguburan bayi wanita ditunda karena ayahnya tengah melakukan perjalanan atau sibuk berdagang.” Demikian ini dijelaskan oleh Abul Hasan Ali an-Nadwi.

“Sampai akhirnya wanita itu tumbuh dewasa dan memiliki akal,” pungkas Abul hasan, “Namun penguburan yang tertunda tetap dikerjakan. Biasanya wanita itu dilemparkan dari tempat yang tinggi.”









Sabtu, 09 April 2022

Waktu-waktu Mustajab Do’a

 


Waktu-waktu Mustajab Do’a[1]

1.      Waktu Sujud Dalam Salat

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ اَلْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا  فَأَمَّا اَلرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ اَلرَّبَّ  وَأَمَّا اَلسُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي اَلدُّعَاءِ  فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihiwaSallam bersabda: "Ketahuilah bahwa aku benar-benar dilarang untuk membaca al-Qur'an sewaktu ruku'  dan sujud adapun sewaktu ruku' agungkanlah Tuhan dan sewaktu sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena besar harapan akan dikabulkan do'amu. Riwayat Muslim.

 

2.      Waktu Duduk Tasyahud Setelah Membaca Sholawat

 

عَنْ فُضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ  e رَجُلاً يَدْعُوْ فِي صَلاَتِهِ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَي النَّبِبِّي . فَقَالَ النَّبِيُّ  e عَجِلَ هَذَا ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ  لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ : إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ  e ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ مَا يَشَاءُ . - رواه الترمذي وصححه -

Dari Fudalah bin Ubaid, ia mengatakan,”Nabi saw. Mendengar seorang laki-laki sedang berdoa di dalam shalatnya dan tidak bersalawat atasnya. Maka Nabi saw. bersabda, ’Tergesah-gesah sekali’ Kemudian ia memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada yang lainnya, ’Bila salah seorang diantara kalian shalat, maka mulailah dengan memuji Allah, kemudian salawatlah atas Nabi, kemudian berdu’alah sesukamu”. - H.R. At-Tirmizi dan beliau mensahihkannya

 

3.    Waktu Berbuka Puasa

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

 

4.      Waktu Wukuf Di Arafah

خير الدعاء دعاء يوم عرفة

 Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani

dalam Shahih At Tirmidzi)

 

5.      Salat Khusuf

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِك َفَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَصَلُّوا – رواه البخاري و مسلم و أحمد –

Dari Aisyah sesungguhnya Nabi bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah. Tidak terjadi gerhana karena lantaran hidup-matinya seseorang. Kalau kamu melihat ada gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, bertakbir, salat, dan bersedekah.” H.R. Al Bukhari, Muslim, dan Ahmad.

 

6.      Setiap Lewat Tengah Malam

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

7.      Hari Jum’at 

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها

 Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

8.      Antara Adzan Dan Iqomah

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

 

9.      Setelah Berwudhu


دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ بِهِ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنْ النَّاسِ

 

Nabi Saw. meminta diambilkan air, lalu beliau berwudhu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil berdoa: “Ya Allah, ampunilah ‘Ubaid Abu ‘Amir.” Hingga aku melihat putih ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do’anya: ‘Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari orang yang terbaik di antara manusia di hari kiamat kelak.’[HR. BUKHARI ;IV;1571]



[1] Diambil dari buku Ada Apa dengan Do’a Kita, Wawan shofwan sholehudin, tafakur Pres 2009

Minggu, 03 April 2022

Pendahuluan Tentang Shaum

 


Kitab Taudhihul Ahkam Syarah Bulughul Maram

  مقدمة الصيام: 

لغة: مجرد الإمساك، يقال للساكت: صائم؛ لإمساكه عن الكلام، ومنه: {إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا} [مريم: 26]

Shaum secara bahasa adalah menahan dikatakan bagi orang yang diam itu sedang shaum karena dia menahan diri dari berbicara sebagaimana dalam Surah Maryam ayat 26 aku bernazar kepada Tuhan yang maha pengasih untuk shaum

 وشرعًا: إمساك بنية عن أشياء مخصوصة، في زمن معين، من شخص مخصوص.

Dan menurut Syara adalah menahan dengan niat dari sesuatu yang ditentukan pada waktu yang tertentu bagi seseorang yang ditentukan juga

 وفُرِض صوم رمضان في شعبان في السنة الثانية من الهجرة، فصام رسول الله -صلى الله عليه وسلم- تسعة رمضانات إجماعًا.

Dan  diwajibkan Shaum itu pada bulan Sya'ban di tahun kedua Hijriah Maka Shaumlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam 9 kali berdasarkan ijma

 وصيام شهر رمضان أحد أركان الإسلام، وفروضه العظام، وقد دلَّ على ذلك الكتاب والسنة والإجماع: قال تعالى: {كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ} [البقرة: 183].

Dan Shaum bulan Ramadan salah satu dari rukun Islam dan kewajibannya yang besar,  dan sungguh telah menunjukkan tentang itu dalam Alquran sunnah nabi dan ijma. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman telah diwajibkan bagi kalian berpuasa (Al Baqarah 183)

 وقال -صلى الله عليه وسلم-: "بُني الإسلام على خمس"، وذكر منها: "صوم رمضان" [رواه البخاري (8) ومسلم (16)، والأحاديث في فرضيته كثيرة، أجمع المسلمون على أنَّ من أنكر وجوبه كفر.

Dan telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dibangun Islam ada 5 perkara dan diterangkan di antaranya adalah shaum Ramadhan sebagaimana dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dan hadis hadis tentang kewajiban nya juga banyak.  Kaum muslimin sepakat bahwa Siapa yang mengingkari wajibnya Shaum ia telah kafir.

 أما فضل الصيام: فقد جاء في أحاديث كثيرة، ومنها الحديث القدسي: "كل عمل ابن آدم له؛ إلاَّ الصوم؛ فإنَّه لي، وأنا أجزي به" [رواه البخاري (1085) ومسلم (1151)].

Adapun keutamaan shaum maka telah datang ada hadits yang banyak dan diantaranya adalah Hadits Qudsi yang berbunyi "setiap amal anak Adam baginya kecuali Saung karena sesungguhnya kaum itu untukku Dan aku yang akan membalasnya" Hadits Riwayat Bukhari 1085 dan Muslim 1151

 * حكمته: للصوم حِكم وأسرار كثيرة عظيمة، منها: 

Hikmah shaum itu memiliki hikmah yang sangat menggembirakan banyak, dan besar di antaranya :

أولاً: هو من أعظم الطاعات، فهو سر بين العبد وبين ربه، فهو الغاية في أداء الأمانة.

Pertama saw merupakan ketaatan yang paling besar karena dia itu tersembunyi antara seorang hamba dengan Tuhannya karena itu ia adalah puncak ketaatan dalam melaksanakan amanat

 ثانيًا: إنَّه تَحَلٍّ بفضيلة الصبر، فقد جَمَعَ أنواع الصبر الثلاثة: صبر على طاعة الله، وصبر عن معصية الله، وصبر على أقدار الله المؤلمة.

Yang kedua sesungguhnya saum itu memperindah dengan Fadilah kesabaran maka shaum telah mengumpulkan tiga bentuk kesabaran, yaitu sabar melaksanakan ketaatan pada Allah dan Sabar dari menahan diri terhadap maksiat kepada Allah dan juga sabar pada ketentuan Allah yang tidak disukai

 ثالثًا: تجربة لمقاساة الحرمان والجوع، تذكر

 العبد نِعم الله عليه المتوالية، فيذكر إخوانه الفقراء الذين يقاسون هذا الحرمان أبد الدهر

Yang ketiga Shaum juga mencoba merasakan bagian dari kemiskinan dan Kelaparan sehingga seorang hamba menjadi ingat terhadap nikmat nikmat Allah yang berturut-turut bagi dia. maka ia akan mengingat saudaranya yang fakir yaitu orang-orang yang merasakan bagian kemiskinan ini sepanjang waktu

 رابعًا: فيه فوائد صحية: فالصيام راحة وإجازة للجهاز الهضمي، لإعطائه فترة من الزمن يسترح فيها من الامتلاء والتفريغ، فيحصل له استجمام وراحة، يستعيد بها نشاطه وقوته.

Yang keempat dalam shaum ada faidah-faidah kesehatan diantaranya adalah waktu beristirahat dan mempersiapkannya alat pencernaan untuk memberikan jeda dari waktu supaya ia beristirahat dari memenuhi makanan dan juga membuangnya maka dihasilkan darinya kesehatan fisik dan juga kebahagiaan di mana ia mempersiapkan kesibukan dan kekuatannya

 فالصيام عبادة جليلة جمعت خصال الخير كلها، واستبعدت خصال الشر كلها؛ ولذا فإنَّ الله تعالى كتبها وفرضها على الأمم السابقة، فقال تعالى: {يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)} [البقرة].

Maka saum adalah ibadah yang mulia yang terkumpul padanya berbagai kebaikan dan juga menjauhkan berbagi kejelekan seluruhnya Oleh karena itu maka sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang-orang yang bertakwa (Quran surat al-baqarah ayat 183).

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...