Miftah
Husni
Bila
kita hendak menanam jagung, maka kita harus membersih-kan terlebih dahulu
rumput-rumput, ilalang dan bebatuan di lahan yang akan kita tanami. Itulah
penafian. Lalu kita tanam bibit jagung. Itulah itsbat (penetapan). Insya Allah
dengan demikian akan menghasilkan panen yang baik. Demikian tamsil kehidupan
untuk memudahkan pemahaman kita tentang perlunya memberantas segala bentuk
kemusyrikan, khurafat, bid'ah dan sejenisnya lalu menetapkan tauhid yang murni.
Insya Allah dengan demikian akan membentuk mukmin yang teguh imannya.
فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Ketahuilah,
bahwasanya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagimu dan bagi kaum Mukminin (laki-laki dan wanita...[Q.S
Muhammad;19]
عَنْ عُبَادَةْ بِنْ الصَّامِتْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ
النَّارَ.
Dari Ubadah bin Shamit Radhiallaahu anhu , ia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan
Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah (niscaya) Allah mengharamkan Neraka
atasnya (untuk menjilatnya).” (HR. Muslim No. 29)
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ الله
دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang meninggal dunia, sedangkan dia menge-tahui
bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia (Allah) niscaya akan
masuk Jannah.” (HR. Muslim No. 25 Dari Utsman bin
Affan)
Al-Qur’an
menjelaskan Tauhid dalam beberapa aspek yaitu :
1. Mengabarkan
tentang Allah dan nama-nama dan sifat pekerjaan dan firman-Nya dengan
kitab-kitab yang diturunkan kepada hambanya yang dikehendaki dari para rasul
dan nabi. Juga menetapkan keumuman qada
dan qadar Nya serta hikmah dibaliknya.
Sungguh Al-Quran telah menjelaskan perkara ini dengan penjelasan yang
sangat jelas sebagaimana tercantum dalam Surah al-Hadid Surah Thaha dan akhir
surat al-Hasyr maka itu disebut sebagai tauhid
ilmu khabari
2. Seruan
kepada hamba-Nya untuk meng-esa-kan-Nya tidak ada sekutu baginya dan menafikan
suatu yang di ibadahi dari selainnya sebagaimana tercakup dalam surah alkafirun
juga dalam Surah Ali Imron ayat 64 dan yang lainnya. maka itu disebut tauhid iradi talabi
Aspek ini mengesakan Allah
Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka
bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila hal itu
disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah
(cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (minta pertolongan),
isthighotsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta
perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa
Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
3. Menjelaskan
perintah serta larangan dan mengharuskan taat dan perintah serta larangannya
seperti dalam surat al-Baqarah 183 tentang perintah saum, atau dalam surat
al-Baqarah 188 tentang larangan memakan harta dengan cara yang batil. Maka itu adalah hakikat tauhid dan kesempurnaan-nya
4. Kabar
Kemuliaan ahli tauhid dan apa yang diperbuat mereka di dunia dan apa yang
memuliakan mereka nanti di akhirat maka itu adalah balasan tauhid seperti dalam surat al-Bayyinah 7-8
5. Kabar
tentang ahli Syirik dan apa yang terkena pada mereka di dunia dari siksaan dan
apa yang akan didapatkan oleh mereka dari azab maka itu adalah balasan bagi orang yang keluar dari hukum
tauhid seperti dalam surat al-Bayyinah 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar