PENGUNJUNG

16962

Sabtu, 02 Oktober 2021

Perkara Tauhid

 

Miftah Husni

Bila kita hendak menanam jagung, maka kita harus membersih-kan terlebih dahulu rumput-rumput, ilalang dan bebatuan di lahan yang akan kita tanami. Itulah penafian. Lalu kita tanam bibit jagung. Itulah itsbat (penetapan). Insya Allah dengan demikian akan menghasilkan panen yang baik. Demikian tamsil kehidupan untuk memudahkan pemahaman kita tentang perlunya memberantas segala bentuk kemusyrikan, khurafat, bid'ah dan sejenisnya lalu menetapkan tauhid yang murni. Insya Allah dengan demikian akan membentuk mukmin yang teguh imannya.

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Ketahuilah, bahwasanya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagimu dan bagi kaum Mukminin (laki-laki dan wanita...[Q.S Muhammad;19]

عَنْ عُبَادَةْ بِنْ الصَّامِتْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ النَّارَ.

Dari Ubadah bin Shamit Radhiallaahu anhu , ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam   bersabda: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah (niscaya) Allah mengharamkan Neraka atasnya (untuk menjilatnya).” (HR. Muslim No. 29)

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ الله دَخَلَ الْجَنَّةَ.

Barangsiapa yang meninggal dunia, sedangkan dia menge-tahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia (Allah) niscaya akan masuk Jannah.” (HR. Muslim No. 25 Dari  Utsman bin Affan)

Al-Qur’an menjelaskan Tauhid dalam beberapa aspek yaitu :

1.      Mengabarkan tentang Allah dan nama-nama dan sifat pekerjaan dan firman-Nya dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada hambanya yang dikehendaki dari para rasul dan nabi. Juga  menetapkan keumuman qada dan qadar Nya serta hikmah dibaliknya.  Sungguh Al-Quran telah menjelaskan perkara ini dengan penjelasan yang sangat jelas sebagaimana tercantum dalam Surah al-Hadid Surah Thaha dan akhir surat al-Hasyr maka itu disebut sebagai tauhid ilmu khabari

2.      Seruan kepada hamba-Nya untuk meng-esa-kan-Nya tidak ada sekutu baginya dan menafikan suatu yang di ibadahi dari selainnya sebagaimana tercakup dalam surah alkafirun juga dalam Surah Ali Imron ayat 64 dan yang lainnya. maka itu disebut tauhid iradi  talabi

Aspek ini mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (minta pertolongan), isthighotsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. 

3.      Menjelaskan perintah serta larangan dan mengharuskan taat dan perintah serta larangannya seperti dalam surat al-Baqarah 183 tentang perintah saum, atau dalam surat al-Baqarah 188 tentang larangan memakan harta dengan cara yang batil.  Maka itu adalah hakikat tauhid dan kesempurnaan-nya

4.      Kabar Kemuliaan ahli tauhid dan apa yang diperbuat mereka di dunia dan apa yang memuliakan mereka nanti di akhirat maka itu adalah balasan tauhid seperti dalam surat al-Bayyinah 7-8

5.      Kabar tentang ahli Syirik dan apa yang terkena pada mereka di dunia dari siksaan dan apa yang akan didapatkan oleh mereka dari azab maka itu adalah balasan bagi orang yang keluar dari hukum tauhid seperti dalam surat al-Bayyinah 6

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dzikrul Maut #5

  (Kitab At-Tadzkiroh Bi Ahwali Mauta wa Umuri Akhirat/ Peringatan Tentang keadaan orang Mati dan urusan-urusan Akhirat/Imam Al Qurthubi) KO...