Ali Imran, ayat 121-123
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقاعِدَ لِلْقِتالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (121)
Dan (ingatlah) ketika kamu berangkat pada pagi hari dan (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengelahui,
Setelah ayat-ayat sebelumnya menerangksn Perang Urat Syaraf maka pada ayat ini mulai menerangkan perang fisik. Yang menjadi bukti pertolongan Allah atas kesabaran kaum mukmin dan bukti ketidaksabaran pada perang uhud sehingga 70 kaum muslimin syahid termasuk Hamzah bin Abu muthalib.
Peperangan yang disebutkan di dalam ayat ini menurut pendapat jumhur ulama adalah Perang Uhud. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu, bulan Syawwal, tahun ketiga Hijriah. Menurut Qatadah, terjadi pada tanggal sebelas bulan Syawwal. Sedangkan menurut Ikrirnah, Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawwal.
Penyebab utama meletusnya Perang Uhud ialah setelah banyaknya orang-orang terhormat kaum musyrik yang terbunuh dalam Perang Badar, sedangkan kafilah perniagaan mereka yang dipimpin oleh Abu Sufyan selamat dengan membawa keuntungan yang banyak. Maka anak-anak orang-orang yang gugur dalam Perang Badar dan pemimpin-pemimpin lainnya yang masih hidup berkata kepada Abu Sufyan, "Aku menunggu-nunggu hasil perniagaan ini untuk memerangi Muhammad, maka belanjakanlah oleh kalian untuk tujuan tersebut!"
Lalu Abdullah ibnu Ubay mengemukakan pendapatnya, bahwa sebaiknya tetap tinggal di Madinah. Jika mereka (pasukan kaum musyrik) menunggu kedatangan pasukan kaum muslim, berarti mereka menunggu yang tak kunjung tiba. Jika mereka memasuki Madinah, mereka akan dihadapi oleh kaum laki-lakinya dan akan dilempari oleh kaum wanita dan anak-anak dengan batu-batuan dari atas mereka. Jika mereka kembali, niscaya mereka kembali dalam keadaan kecewa.
«مَا يَنْبَغِي لِنَبِيٍّ إِذَا لَبِسَ لَأْمَتَهُ أَنْ يَرْجِعَ حَتَّى يَحْكُمَ الله له»
Tidak layak bagi seorang nabi, bila telah memakai baju besinya mundur kembali, sebelum Allah memberikan keputusan baginya.
«لَا يُقَاتِلَنَّ أَحَدٌ حَتَّى نَأْمُرَهُ بِالْقِتَالِ»
Jangan sekali-kali seseorang memulai berperang sebelum kami memerintahkannya untuk perang.
Rasulullah Saw. mengatur barisannya untuk menghadapi peperangan, jumlah pasukan beliau terdiri atas tujuh ratus orang sahabatnya. Beliau Saw. mengangkat Abdullah ibnu Jubair (saudara lelaki Bani Amr ibnu Auf) untuk memimpin pasukan pemanah. Saat itu pasukan pemanah terdiri atas lima puluh personel, lalu beliau Saw. bersabda kepada mereka:
«انْضَحُوا الْخَيْلَ عَنَّا وَلَا نُؤْتَيَنَّ مِنْ قِبَلِكُمْ وَالْزَمُوا مَكَانَكُمْ إِنْ كَانَتِ النَّوْبَةُ لَنَا أَوْ عَلَيْنَا، وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا تَخَطَّفُنَا الطَّيْرُ فَلَا تَبْرَحُوا مَكَانَكُمْ»
Bendunglah pasukan berkuda (musuh) dari kami (dengan anak panah kalian), dan jangan sekali-kali kalian biarkan kami diserang dari belakang. Dan tetaplah kalian pada posisi kalian, baik kami mengalami kemenangan alau kami terpukul mundur; dan sekalipun kalian melihat kami disambar oleh burung-burung, maka janganlah kalian meninggalkan posisi kalian.
*******************
Allah Swt. berfirman:
{وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ}
Seperti terbaca di atas ayat ini secara langsung berdialog dengan nabi bukan dengan umatnya ini bertujuan mendorong kaum muslimin lebih mengarahkan perhatian dan meningkatkan pengawasan diri terhadap tuntunan tuntutan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di samping itu pemilihan bentuk uraian ditunjukkan oleh Nabi sasaran sendiri juga merupakan ancaman halus pada kaum muslimin yang dalam peperangan itu melanggar perintah Rasul Bahkan mereka sedemikian pacar kecil sampai korban berjatuhan Kehormatan dan kelezatan dialog dengan Allah tidak wajar di langit kecuali kepada Rasulullah SAW sendiri yang sangat Terpukul itu karena kesalahan sebagian umat
{وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ}
Ibnu Jarir sehubungan dengan pembahasan ini mengajukan sebuah pertanyaan yang kesimpulannya mengatakan: Mengapa kamu mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. berangkat ke medan Perang Uhud pada hari Jumat, yaitu sesudah menunaikan salat Jumat. Padahal Allah Swt. telah berfirman: Dan (ingatlah) ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. (Ali Imran: 121), hingga akhir ayat. Kemudian jawaban yang dikemukakan darinya menyatakan bahwa. keberangkatan Nabi Saw. pada pagi harinya untuk menempatkan mereka pada posisinya masing-masing, tiada lain hal tersebul terjadi pada hari Sabtu pada permulaan siang hari.
Selanjutnya karena dalam proses keberangkatan dan penempatan itu cukup banyak pembicaraan dan ide, ayat ini mengingatkan bahwa Allah Maha Mendengar pembicaraan itu lagi maha mengetahui latar belakang dan isi hati semua orang termasuk isi hati nabi dan orang-orang tua yang mengusulkan agar kaum muslimin tidak keluar menghadapi musuh tetapi tetap menantinya di kota dan mengetahui juga semangat juang kaum muda yang mendesak agar keluar menghadapi musuh serta mengetahui Pula ucapan dan motivasi para pemanah yang meninggalkan posisi mereka ketika perang masih berkecamuk Karena terdorong untuk mengambil harta rampasan perang
Ayat ini juga membuktikan bahwa orang yang munafik seperti Ubay Bin salul mereka sangat menginginkan kecelakaan pada nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat Bahkan mereka menghianati Nabi Muhammad dengan kembali ketika peperangan dengan 300 orang pengikutnya.