Untuk pemaparan dalam bentuk video silahkan klik Tonton Video
Miftah Husni
Wanita, dalam persepsi kultural (Jawa) dipahami sebagai “wani ditata”, berani ditata, atau bersedia diatur (oleh pria). Feodalisme dalam kata “wanita” sangat tampak, yakni bahwa pria adalah pihak yangmemiliki kuasa penuh atas wanita. Wanita adalah sosok yang ‘menjadi’ sebagaimana diinginkan pria. Kata wanita juga berasal dari kata bonita yang berasal dari kata betina merupakan jenis lain dari jantan pada binatang., disebut betina karena betina mempunyai kemampuan untuk memikat lawan jantannya dengan berbagai kemampuan dan berbagai kepemilikannya.
Sedangkan perempuan, berasaldari kata “empu” yang berarti tuan, orang yang mahir,berkuasa, hulu, atau yang paling besar. Kata perempuan berhubungan dengan “ampu sokong”, yakni memerintah, penyangga, penjaga keselamatan, bahkan wali. Perempuan seakar juga dengan kata Puan, yang merupakan sapaan hormat kaum hawa. Merupakan pasangan kata Tuan bagi laki-laki. Oleh karena itu perempuan sejajar dengan laki-laki. Bahkan lebih tinggi karena “empu”nya. Dalam kesusastraan Melayu Klasik kita mengenal kata EMPUAN yang juga berarti "perempuan" yakni sebuatan bagi istri raja. Mungkin dari situlah muncul kata PEREMPUAN yang lebih kurang berarti "orang yang dimuliakan atau yang dihormati".
Dalam al Qur’an, kata yang bermakna perempuan disebutkan dengan istilah-istilah semacam mar’ah, imra’ah, nisa’, dan untsa. Dari bermacam-macam kata ini akan terperas makna yang berbeda-beda. Seperti mar’ah yang sangat dekat asal katanya dengan mir’ah (cermin).Berarti perempuan adalah wanita yang suka berhias.Kata yang selanjutnya adalah Nisa.Yang terambil dari nasiya, atau artinya lupa.Atau bisa diartikan memiliki kelemahan. Kata Nisa sendiri kalau diteliti dari Philology arab akan berarti penghibur. Bahkan di hadist sudah disampaikan bahwa dunia ini tempat kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan adalah perempuan sholeha yang mampu menghibur hati.Bahkan kata nisa juga dapat berarti tenang hatinya.Kenyataannya tidak ada peredam amarah laki-laki yang paling mujarab selain perempuan. Lebih jauh lagi untuk memahami perempuan bisa dilihat dari kata untsa yang mempunyai arti lemah lembut dan halus perkataannya.
Perempuan Dalam Persepsi Agama Islam
Dalam sebuah keterangan dikatakan“Perempuan seperti setan, tetapi jika kamu mendidiknya ia bagaikan malaikat”. Dari keterangan di atas, tampak jelas terdapat kecenderungan yang sama antara wanita dan setan, kesamaan itu berkaitan dengan godaan yang dimililki keduanya untuk menjerumuskan sang pihak tergoda ke dalam perbuatan dosa. Bahkan Nabi Yusuf AS, juga menyatakan bagaimana besarnya godaan wanita sebagaimana direkam dalam ayat berikut :
ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَﻛُﻦَّ ﻋَﻈِﻴﻢٌ
“Sesungguhnya godaan kalian wahai para wanita begitu besar.” (Yusuf: 28)
Berbeda dengan wanita, justru godaan setan disebutkan lemah sebagaimana dalam ayat berikut :
ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻛَﺎﻥَ ﺿَﻌِﻴﻔًﺎ
“Sesungguhnya godaan setan itu lemah.” (An-Nisa: 76)
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata : “Ayat yang mulia ini (An-Nisa: 76), apabila dipadukan dengan ayat yang lain (Yusuf: 28), maka hasilnya adalah penjelasan bahwa godaan wanita lebih dahsyat dibanding godaan setan.” [Adhwaul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an, 2/217]. Asy-Syaikh AbdurRahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata : “Godaan adalah menempuh cara-cara yang samar dalam membahayakan musuh. Maka setan, meskipun godaannya telah sedemikian rupa akan tetapi godaannya sangat lemah.” [Taysirul Karimir Rahman, hal. 187]
Jadi, bukan difahami bahwa perempuan adalah setan namun yang dimaksud adalah mudahnya setan menjadikan perempuan sebagai wasilah dosa dan kesalahan melalui godaan perempuan. Hal ini sebagaimana diutarakan dalam sebuah hadits :
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَإِنَّهَا أَقْرَبُ مَا يَكُونُ إِلَى اللَّهِ وَهِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“Wanita adalah aurat, dan apabila ia keluar dari rumahnya maka setan akan menghiasinya, dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah ta’ala ketika ia berada di dalam rumahnya.” [HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabarani, dan lafaz ini milik beliau, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 2688]
Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,
ﺃَﻱْ ﺯَﻳَّﻨَﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻧَﻈَﺮِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻭَﻗِﻴﻞَ ﺃَﻱْ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻟِﻴُﻐْﻮِﻳَﻬَﺎ ﻭَﻳُﻐْﻮِﻱَ ﺑِﻬَﺎ
“Maknanya adalah setan menghiasi wanita di mata laki-laki. Juga dikatakan maknanya adalah setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya dan menyesatkan laki-laki dengannya.” [Tuhfatul Ahwadzi, 4/283]
Tak heran jika perintah kepada setiap wanita untuk mengenakan hijab atau jilbab (QS. al-Ahzâb: 59 & an-Nûr: 30-31), dan melarang untuk tabarruj adalah salah satu perintah solutif Islam. Dalam surat an-Nisâ ayat 34, Allah menerangkan ciri-ciri wanita shalihah, diantaranya yaitu, fashshâlihâtu qânitâtun. Wanita yang sholehah adalah wanita yang taat (qânitât) kepada Allah dan suaminya. Dengan demikian, salah satu identitas muslimah yang paling fundamental adalah hijab, karena hijab merupakan perintah Allah. Konsekwensi logisnya, jika ingin tergolong wanita shalihah maka harus mentaati perintah Allah.
Pertanyaannya wanita seperti apa yang melebihi dahsyatnya godaan setan? Hal ini tentu wanita yang disebutkan pertama yaitu wanita yang belum mendapat pendidikan. Untuk itu, wanita harus mendapat pendidikan dalam rangka menghilangkan pengaruh dominasi bisikan setan dan memperkuat pengaruh dominasi bisikan malaikat. Pendidikan yang harus didapatkan seorang perempuan dalam islam terdiri dari empat bagian :
1. Pendidikan jismiyyah [fisik]
2. Pendidikan ‘Aqliyyah [kognitif]
3. Pendidikan khuluqiyyah [akhlaq]
4. Pendidikan dzauqiyyah [emosi]
Melalui pendidikan inilah Islam membentuk perempuan yang shalihah menjadi perhiasan dunia yang paling indah. Lalu menjadi tanggung jawab siapakah pendidikan bagi kaum perempuan ini ?. Karena perempuan berada dalam tanggungan laki-laki maka sesuai dengan kedudukan keterikatan tanggung jawabnya dalam pendidikan ada pada pundak laki-laki sebagai ayah, kakak dan adik laki-laki, suami bahkan masyarakat luas dalam artian pemerintah, warga negara dan lainnya jika tidak ada secara langsung kaum laki-laki yang terikat secara langsung terhadap pendidikan perempuan tersebut untuk menjadikannya perempuan yang shalihah. Hal ini dikarenakan keshalihan perempuan standarnya berbeda dengan laki-laki [at-tahrim: 6], keshalihanya terikat dengan kedudukannya sebagai seorang anak, istri dan ibu. Dengan demikian standar keshalihannya dapat terlihat dengan melihat kedudukannya. Rasulullah SAW bersabda;
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah"(HR. Muslim no 1467)
عَنْ أَبِي أُمَامَةعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِه (رواه ابن مجاه)
dari Abi Umamah dari Nabi SAW sesungguhnya bersabda: ‘’ Tidak ada keberuntungan bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kepada Alloh kecuali memiliki seorang istri yang Sholih. Yang bila disuruh, menurut dan bila di pandang menyenangkan, dan bila janji menepati, dan bila ditinggal pergi bias menjaga diri dan harta suaminya.” (HR. IbnuMajah)
Model Perempuan Shalihah Sepanjang Masa
Cara mudah untuk menjadi sesuatu adalah menirunya, oleh karena itu, model perempuan shalihah sepanjang masa sudah diterangkan oleh Rasul agar mudah ditiru sekaligus menjadi bukti bahwa perempuan mana pun mempunyai peluang mencapai kesempurnaan keshalihannya sebagaimana model yang disebutkan Rasul berikut ini :
خَيْرُ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ : مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ
“Wanita paling baik di alam semesta (ada 4): Maryam binti ‘Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Asiyah istri Fir’aun.”(HR. Ahmad, thabrani, hakim, thahawidalamshahih Al jami’ As Saghir no. 1135 dansilsilahhadits al-shahih no. 1508)
A. Maryam binti Imran
Maryam binti Imran lahir dari keturunan pemuka Bani Israil ia sabar dengan ujian Allah yang menganugerahkan Maryam mengandung nabi Isa As (lihat Q.s maryam 16-17, al-anbiya: 89-91), sementara Maryam masih gadis dan tidak punya suami, rasionalnya tidak mungkin.
B. Khadijah Binti Khuwailid.
Khadijah menurut riwayat ibnu ‘l-atsir dan Ibnu hisyam, adalah seorang wanita pedagang yang mulia dan kaya. Beliau digelar dengan nama ‘Afifah Thahirah (wanita suci). Tentang Khadijah Rasulullah bersabda yang artinya:”….Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan hartanya….” (HR. Ahmad)
C. Fatimah binti Muhammad.
Fatimah binti Muhammad adalah putri bungsu Rasulullah. Beliau adalah sosok putri yang sangat patuh dan hormat pada orang tuanya, bahkan ada sebuah riwayat menyebutkan saat beliau kecil, beliau berani mencegah kaum kafir saat mendhalimi ayahnya.
hadis Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I halaman 518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI halaman 282, Mustadrak Al Hakim jilid III halaman 156, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari umat ini atau wanita mukmin.”
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.[QS. At-Tahrim; 12]
D. Asiyah binti Mazahim istri Firaun
Aisyah binti Mazahim adalah istri fir’aun, yang kita ketahui lewat sejarah dan sirah Fir’aun.
وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
“(Dia) penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahhan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadari”.[qs. al-Qashash ayat 9]
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim” [QS. At-Tahrim; 11]
Jika dilihat dari peranannya sebagai seorang perempuan, hemat penulis, model istri terbaik ada pada Khadijah Binti Khuwailid, sedangkan figur ibu terbaik ada pada Maryam binti Imran, dan figur anak perempuan terbaik ada pada Fatimah Binti Muhammad SAW. Lalu model apa yang terbaik dari peranan Asiyah binti Mazahim istri Firaun? Ini lah model yang juga luar biasa sebagai model ibu sambung dari Nabiyullah Musa AS.
Penutup
Dari uraian di atas maka pembiaran terhadap pendidikan perempuan menurut Islam bukan akan menjadi perhiasan yang paling indah, namun hanya akan membawa bencana yang paling berbahaya, dan itu sudah diwanti-wanti jauh-jauh hari oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
{ مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ }
Aku tidak meninggalkan fitnah/bencana yang lebih berbahaya atas kaum lelaki (selain bahaya fitnah) dari perempuan. (Al-Fath juz 9 , Hadits 5096, dan Muslim juz 18 hal 54)